Pengusaha Minta Pemerintah Kendalikan Produksi Batu Bara

Rabu, 1 Juli 2020 09:21 WIB

Satu unit truk tronton bermuatan batu bara terguling di depan Palad Pasar Cakung, Jumat, 19 Juni 2020). Arus lalu lintas dari arah Cakung menuju Bekasi mengalami kemacetan. Foto: Antara

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) meminta pemerintah untuk mengendalikan produksi batu bara dalam negeri ini. Penyebabnya, permintaan luar dan dalam negeri sedang melemah, sehingga menimbulkan oversupply dan akhirnya harga di pasaran.

"Supaya ada balance supply dan demand," kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa, 30 Juni 2020.

Tahun ini, produksi batu bara ditargetkan sebesar 550 juta ton. 150 masuk ke pasar dalam negeri alias Domestic Market Obligation (DMO). Hanya saja, permintaan dalam negeri juga sedang turun.

APBI memprediksi serapan hingga akhir tahun hanya 115 sampai 120 juta ton. Di sisi lain, ekspor juga belum memuaskan. Sampai 31 Mei 2020, realisasi ekspor baru mencapai 175,15 juta ton, dari target 400 juta ton.

Meski demikian, Hendra sadar tidak mudah mengendalikan produksi dalam negeri. Lantaran di tengah turunnya harga saat ini, sebagian produksi bahkan ada yang tetap menggenjot produksi.

Advertising
Advertising

Alasannya karena mereka ini menjaga market share mereka. Sebab, produsen batu bara dalam negeri kini harus berebut pasar global, dengan pemain dari Rusia, Australia, Amerika Serikat, hingga Kolombia. "Rusia misalnya, karena permintaan di Eropa turun, mereka masuk ke Jepang dan Cina," kata Hendra.

Indonesia memang tidak bisa menentukan sendiri harga batu bara di tingkat global. Namun sebagai eksportir terbesar, Hendra menyebut Indonesia seharusnya bisa memainkan peran dalam pengendalian harga.

Tak hanya Hendra, Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, Maryati Abdullah menilai perlu ada rasionalisasi dan pengendalian produksi guna mencegah oversupply batu bara di basar. Sebab, kondisi ini akan menyebabkan kejatuhan harga semakin dalam.

Pertama karena Indonesia termasuk produsen dan eksportir utama batu bara di dunia. Kedua, pengendalian produksi penting untuk menjaga keseimbangan dan daya tampung lingkungan. "Mengurangi emisi dan dampak iklim," kata Maryati.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

23 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

2 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

3 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

4 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

6 hari lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

7 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

8 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

8 hari lalu

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

Usai Harvey Moeis, Kejagung kembali menetapkan lima tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.

Baca Selengkapnya