Respons Gelombang Boikot, Facebook Cekal Iklan Rasis

Minggu, 28 Juni 2020 10:50 WIB

Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pria asal Palo Alto, California, menepati urutan kelima orang terkaya di dunia 2018 versi Forbes dengan kisaran kekayaan 71 miliar Dollar AS. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook menetapkan batasan baru pada konten iklan yang mengandung ujaran kebencian dengan secara eksplisit melarang iklan yang mendorong perpecahan rasial.

Secara khusus, kebijakan baru ini akan melarang klaim atas orang-orang dari ras, etnis, kebangsaan, agama, kasta, orientasi seksual, gender atau status imigrasi tertentu merupakan ancaman terhadap keselamatan fisik, kesehatan, atau kelangsungan hidup orang lain.

"Kebijakan ini juga akan membatasi iklan yang menyatakan penghinaan bagi imigran atau pengungsi," seperti dikutip dari The Verge, Ahad, 28 Juni 2020.

Adapun pembatasan itu hanya berlaku untuk iklan, dan tidak akan memengaruhi postingan tanpa promosi berbayar. "Facebook tetap memberikan suara kepada orang-orang, dan itu berarti orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki banyak suara, atau kekuatan untuk berbagi pengalaman mereka sendiri," ujar Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.

"Sangat penting bagi kami untuk memastikan platform kami memenuhi prinsip-prinsip ini," kata Zuckerberg.

Advertising
Advertising

Pembatasan ini merupakan bagian dari serangkaian perubahan yang dilakukan Facebook sebelum pemilihan umum AS tahun 2020.

Langkah Facebook itu diambil untuk merespons langkah boikot sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat dengan tidak memasang iklan di platform media sosial tersebut. Pasalnya, Facebook dinilai tidak cukup bertindak mengatasi ujaran kebencian.

<!--more-->

Operator seluler Verizon Communications Inc memboikot Facebook dengan alasan tersebut dan berlaku mulai Juli. "Kami menghentikan iklan kami sampai Facebook bisa membuat solusi yang bisa diterima dan membuat kami nyaman," kata Verizon, dikutip dari Reuters, Jumat, 26 Juni 2020.

Kelompok pembela hak asasi manusia di AS mengadakan kampanye "Stop Hate for Profit". Mereka mengajak berbagai perusahaan untuk memprotes Facebook, sebagai jejaring sosial terbesar dunia, karena tidak cukup menangani ujaran kebencian, kekerasan dan misinformasi.

Merek perlengkapan mendaki gunung The North Face dan Patagonia juga menarik iklan mereka di Facebook. Patagonia menyatakan mereka menarik iklan di Facebook dan Instagram paling lambat akhir Juli. Es krim Ben & Jerry's menghentikan seluruh iklan berbayar di Facebook dan Instagram mulai 1 Juli.

Perusahaan Procter & Gamble Co, salah satu pengiklan terbesar di Facebook, menyatakan mereka sedang meninjau platform iklan dan menghentikan belanja jika terdapat konten berisi kebencian.

Adapun Unilever menegaskan tidak akan memasang iklan di Facebook, Twitter dan Instagram hingga akhir tahun. Alasannya, perusahaan menilai pengguna media sosial tersebut senang mengunggah ujaran kebencian yang membuat kondisi politik terpolarisasi. Unilever bertekad untuk mengawasi perkembangan ini dan meninjau ulang posisi perusahaan jika dibutuhkan.

"Melanjutkan iklan di platform tersebut saat ini tidak akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan komunitas," kata Unilever dalam pernyataan resmi yang dikirim melalui e-mail. Unilever yang memayungi merek seperti mayones Hellmann's dan Axe diketahui memiliki anggaran iklan tahunan mencapai US$ 8 juta.

Unit usaha Honda Motor Co. di AS juga mengatakan akan bergabung dengan boikot dan menghentikan iklan di Facebook dan Instagram pada bulan Juli. Hal tersebut diungkapkan setelah Unilever memutuskan kebijakan penghentian iklan di dua media sosial tersebut.

Facebook mengatakan mereka sedang berdiskusi dengan kelompok pembela HAM. "Kami menghormati keputusan para merek dan tetap fokus pada pekerjaan penting menghapus ujaran kebencian dan memberikan informasi penting tentang pemungutan suara," kata wakil direktur bisnis global di Facebook, Carolym Everson.

ANTARA

Berita terkait

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

3 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

4 hari lalu

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

Berikut ini tata cara menghentikan iklan pop-up di ponsel Android melalui mode aman, notifikasi aplikasi, layar beranda, hingga pusat iklan Google.

Baca Selengkapnya

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

9 hari lalu

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

9 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

9 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

9 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

9 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

9 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

10 hari lalu

Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

Dalam proses pemeriksaan, Galih Loss disebut membuat konten ujaran kebencian hingga penodaan agama di akun TikTok untuk mencari endorse.

Baca Selengkapnya