Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim dalam konferensi pers terkait operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung Krakatau Steel, Jakarta, Ahad, 24 Maret 2019. TEMPO/Rosseno Aji
TEMPO.CO, Jakarta - Meski telah melepas seluruh saham miliknya, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengatakan akan berbelanja lagi saham emiten berkode KRAS tersebut. Menurutnya, produsen baja itu masih memiliki prospek yang baik.
“KRAS ke depan cukup baik sejalan dengan rencana-rencana perseroan,” kata Silmy kepada Bisnis, Senin, 22 Juni 2020.
Lewat keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Silmy melaporkan dirinya menjual saham Krakatau Steel sebanyak 5,40 juta lembar saham atau setara 0,028 persen. Jumlah itu setara dengan seluruh kepemilikannya di produsen baja badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
Adapun, harga penjualan per saham berbeda-beda, yakni Rp 278, Rp 280, Rp 282, dan Rp 284 pada 11 Juni 2020. Status kepemilikan saham adalah langsung.
Silmy menjelaskan bahwa saham sebagai instrumen yang likuid. Menurutnya, tidak mudah untuk menjual aset investasi lainnya di tengah pandemi Covid-19. “Berhubung ada keperluan maka saya jual saham saja,” katanya.
Silmy mengungkapkan tidak hanya melepas kepemilikan sahamnya di KRAS. Artinya, pria yang pernah menjabat sejumlah posisi direktur utama di badan usaha milik negara itu juga menjual portofolio sahamnya di emiten lain.
"Tetapi yang dilaporkan ke OJK hanya yang langsung berhubungan. Kalau saham lain saya sebagai investor saja,” katanya.
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
7 November 2023
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan total 9,5 juta ton baja hingga pembangunan tahap akhir.