Gubernur BI Jelaskan 2 Faktor Utama Penggerak Nilai Tukar Rupiah

Rabu, 10 Juni 2020 12:00 WIB

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan penguatan atau pelemahan nilai tukar rupiah sangat tergantung pada faktor fundamental dan teknikal.

"Faktor fundamental yang mendorong penguatan rupiah antara lain, rendahnya inflasi, defist transaksi berjalan yang aman, serta penurunan perbedaan suku bunga (yield) dengan US Treasury," kata Perry, Selasa, 9 Juni 2020.

Sedangkan faktor teknikal yang berpengaruh terhadap pergerakan rupiah adalah level premi risiko atau credit default swap (CSD) yang sempat meroket ketika terjadi kepanikan global pada pertengahan hingga akhir Maret 2020.

Perry menyebutkan level CDS Indonesia saat ini tercatat 110, meskipun belum kembali ke level sebelum wabah Covid-19, yaitu 68. "Secara fundamental tukar rupiah masih undervalue. Insyaallah premi risiko membaik. Kita menimbang nilai tukar rupiah tetap baik untuk ekspor dan kebutuhan lainnya," ucapnya.

Sebelumnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menunjukkan penguatan dalam beberapa waktu terakhir. Setelah sempat mencapai level Rp 17.000 per dolar AS, mata uang garuda kini tercatat hingga Rp 13.890 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang mampu menstabilkan bahkan menguatkan nilai tukar rupiah. Dampak stabilisasi Bank Indonesia rupiah menguat di bawah Rp 15.000 per dolar dan IHSG sekarang di atas 5.000.

"Ini menunjukkan operasi Gubernur BI baik. Namun, rupiah agak sedikit kuat. Sepertinya kekuatan Pak Gubernur harus di-adjust sedikit," kata Airlangga.

Namun pada hari ini kurs rupiah berada di zona merah pada perdagangan dan diperkirakan bakal menembus level resisten kuat Rp 14.000 per dolar AS. Nilai tukar rupiah menyentuh posisi Rp 14.083 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor.

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp 14.083 per dolar AS, melemah 110 poin atau 0,79 persen dari posisi kemarin di Rp 13.973 per dolar AS.

Sementara berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09.19 WIB rupiah masih melanjutkan koreksi dari perdagangan sebelumnya. Kurs rupiah turun 0,34 persen atau 47,5 poin ke level Rp 13.937,5 per dolar AS. Adapun, pada perdagangan kali ini rupiah dibuka di level Rp 13.927,5 per dolar AS.

Pelemahan rupiah itu terjadi ketika indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat tipis 0,06 persen ke level 96,385.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa sesungguhnya potensi rupiah untuk bergerak menguat sangat terbuka lebar pada perdagangan kal ini. “Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 13.720 - Rp 13.950 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 10 Juni 2020.

BISNIS

Berita terkait

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya