Menteri Airlangga: RI Butuh 340 Juta Vaksin Covid-19
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 10 Juni 2020 05:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indonesia membutuhkan jumlah vaksin Covid-19 yang sangat besar. Angkanya mencapai 340 juta ampul untuk 170 juta jiwa, dengan asumsi setiap orang mendapat dua ampul.
"Apabila 170 juta masyarakat, maka butuh minimal terkena dua kali shot. Jadi, minimal kita butuh 340 juta vaksin," kata Airlangga dalam diskusi daring bersama Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) dengan tema "Menavigasi New Normal: Pandemi, Mitigasi, dan Pemulihan Ekonomi" di Jakarta, Selasa, 9 Juni 2020.
Airlangga menjelaskan, vaksin Covid-19 di dunia dilakukan melalui relaksasi intellectual property rights yaitu bagi negara yang menemukan terlebih dahulu, maka dapat berbagi dengan negara lain. "Siapa yang menemukan terlebih dahulu bisa sharing dengan negara lain, sehingga bisa melakukan co-production."
Untuk Indonesia, dalam menemukan dan memenuhi kebutuhan vaksin tersebut, dilakukan melalui kerja sama antara BUMN dengan beberapa perusahaan di Korea. "Sesuai arahan Bapak Presiden yang meminta kita untuk mengutamakan kerja sama dengan negara yang penduduknya relatif lebih kecil dari kita," kata Airlangga.
Lebih jauh Airlangga menjelaskan kerja sama tidak mungkin dilakukan dengan negara berpenduduk lebih banyak dari Indonesia. Sebab tiap negara pasti akan mementingkan negaranya masing-masing. "Mereka mempunyai kebutuhan sendiri seperti India atau Cina yang punya demand lebih dari satu miliar, maka otomatis mereka akan mementingkan negaranya masing-masing," ucapnya.
Selain itu, ia menuturkan negara berpenduduk lebih sedikit dari Indonesia seperti Korea, Prancis, dan Denmark merupakan mitra ideal karena mereka membutuhkan pasar yang besar. "Mereka membutuhkan pasar besar sehingga kita bisa melakukan co-production," kata Airlangga.
Adapun Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan vaksin di Indonesia dipimpin oleh PT Bio Farma yang merupakan BUMN. "Kita ingin mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat artinya tidak tertinggal dari negara lain. Kita mengembangkan vaksin Indonesia sendiri yang efektif untuk virus yang beredar di Indonesia," katanya.
Indonesia, kata Bambang, dengan lebih dari 250 juta jiwa membutuhkan sekitar 250 juta sampai 300 juta ampul jika ingin melakukan vaksinasi terhadap dua per tiga dari total penduduk Indonesia.
ANTARA