Ratusan Operator Pariwisata Bali Siap Sambut New Normal

Jumat, 5 Juni 2020 12:35 WIB

Seorang warga negara asing membawa papan selancar ketika masa pandemi virus corona (Covid-19) di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kabupaten Badung, Bali, 31 Mei 2020. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung melonggarkan beberapa pantai di Bali untuk kegiatan olahraga berselancar. Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pasar ASEAN dan Asita Bali Febrina Budiman mengatakan 400 operator pariwisata telah bersiap menjalankan protokol pemerintah untuk menyambut normal baru. Protokol ini akan mengedepankan sisi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kebutuhan utama pelancong.

"Kami sangat optimistis bahwa kami bisa berteman dengan Covid-19," kata Febrina Budiman dalam keterangannya, Jumat, 5 Juni 2020.

Febrina menjelaskan, Asita Bali sudah merancang sejumlah prosedur untuk wisatawan dan pekerja di lapangan seumpama sektor pariwisata kembali diaktifkan. Ia menjamin, prosedur itu akan dilakukan ketat bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Adapun prosedur yang dimaksud dimulai dari sebelum kedatangan wisatawan, saat tiba di bandara dan menuju hotel, saat melakukan aktivitas tur, hingga kembali ke bandara. "Dengan kata lain industri sepenuhnya siap memberikan rasa nyaman dan aman serta pengalaman baru bagi wisatawan dalam tatanan kenormalan baru pariwisata," tturnya.

Meski demikian, ia menyatakan masih menunggu pemerintah terkait keputusan untuk membuka pintu wisata. Adapun Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, sejak awal, pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Bahkan, menurut dia, saat ini Kementerian sedang merancang sistem kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif melalui program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang melibatkan dunia industri. "Sebelum membuka destinasi, kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan," kata Nia Niscaya.

Dalam program tersebut Kemenparekraf membagi program itu dalam dua tahapan. Di antaranya "Gaining Confidence" dan "Appealing. Gaining Confidence adalah tahap penyiapan protokol CHS yang nantinya akan dikemas melalui video tutorial serta buku panduan. Nantinya, video atau buku itu bisa dipakai pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, dan lainnya untuk menjalankan protokol di masa pandemi.

Sementara itu, tahap "Appealing" adalah tahap promosi yang melibatkan beberapa pihak, seperti travel agen. "Kemudian juga membuat paket tur bersama airlines dan travel agent," ucap dia. Selanjutnya pada tahap ini, Kementerian bakal menyiapkan penyelenggaraan kegiatan MICE dalam skala kecil.

Meski begitu, Nia memastikan pembukaan destinasi tergantung kepada keputusan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan pemerintah daerah. "Karena setiap destinasi tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda," katanya.



FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

10 jam lalu

Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

Nusa Dua Bali jadi lokasi Asia Pacific Media Forum (APMF) 2024 dan The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment In Tourism in Asia Pacific 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

12 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

4 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

5 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya