Pekan Kedua Mei, BI Catat Modal Asing di SBN Rp 6,15 Triliun

Jumat, 29 Mei 2020 11:19 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada pekan kedua Mei 2020 ada arus modal asing yang masuk ke Surat Berharga Negara sebesar Rp 6,15 triliun. Arus modal itu masuk pada periode 18-20 Mei 2020.

Masuknya arus modal asing ke SBN juga terjadi pada pekan pertama Mei 2020. Kala itu, duit asing yang masuk mencapai Rp 2,97 triliun. "Ini membuktikan bahwa dengan semakin mereda kepanikan global dan juga dengan langkah-langkah penanganan Covid-19 di Indonesia, inflow atau aliran masuk modal asing di SBN ada peningkatan," ujar dia dalam konferensi video, Kamis, 28 Mei 2020.

Perry mengatakan persoalan yang masih menjadi isu saat ini adalah di saham. Ia mengatakan hingga pekan kedua arus modal asing yang keluar dari pasar modal tercatat masih cukup tinggi. Pada pekan pertama Mei 2020 duit asing yang keluar adalah Rp 3,19 triliun dan pada pekan kedua Rp 2,72 triliun. Ia mengatakan masih terjadinya arus modal asing keluar itu berkaitan dengan pergerakan di pasar saham global.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat mengatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia terancam karena kepanikan pelaku pasar keuangan. Hal itu, kata dia, terjadi sejak diumumkan pandemi virus corona Covid-19.

"Terjadi kepanikan sejak pengumuman pandemi," kata Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 4 Mei 2020. Menurutnya, total aliran modal asing yang keluar atau outflow dari Indonesia sebesar hampir Rp 160 triliun. Hal itu terjadi hanya pada Maret hingga awal April.

Sri Mulyani mengatakan outflow sebesar itu menyebabkan tekanan luar biasa kepada seluruh surat berharga negara atau SBN dan saham. "SBN semuanya mengalami penurunan yang sangat tajam dan volatililitas sangat tinggi," ujarnya. Nilai tukar rupiah, menurutnya, juga mengalami gejolak yang sangat besar. "Ini menjadi suatu yang sangat mengancam stabilitas sistem keuangan kita."

CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

23 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya