Stok Pangan Jawa Barat H-4 Idul Fitri Aman Tapi Terigu Menipis
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Dwi Arjanto
Rabu, 20 Mei 2020 00:45 WIB
TEMPO.CO, Bandung -Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Jawa Barat Moh. Arifin Soedjayana mengatakan, ketersediaan stok bahan pangan di Jawa Barat menjelang Hari Raya Idul Fitri aman, kecuali stok terigu yang menipis.
“Di Bulog pun kondisinya sangat sedikit untuk terigu,” kata dia, dalam konferensi pers, Selasa, 19 Mei 2020.
Arifin mengatakan, menipisnya stok terigu akibat naiknya konsumsi masyarakat. Tidak hanya itu, terigu juga banyak yang tersedot untuk digunakan sebagai salah satu bahan pangan yang masuk dalam daftar bahan pangan yang menjadi bantuan sosial Jawa Barat untuk Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS) terdampak pandemi Corona alias Covid-19. “Yang meningkat konsumsinya,” kata dia.
Arifin mengatakan, stok terigu yang dimiliki Bulog saat ini hanya 14 ton. “Tapi kami konfirmasi ke Bulog, mereka sedang mencoba melakukan konsolidasi dengan Bulog di wilayah provinsi yang lainnya. Karena memang kondisi untuk terigu ini hanya sedikit, sekitar 14 ton. Itu adalah stok yang ada di teman-teman di Bulog,” kata dia.
Sementara untuk stok bahan pangan lain di Bulog Jawa Barat relatif aman. “Ketersediaan beras sampai saat ini sekitar 223.861 ton, jadi aman untuk 6 bulan ke depan. Untuk beras Insya Allah aman,” kata Arifin
Arifin mengatakan, posisi stok gula di Bulog Jawa Barat saat iin 4.821 ton. Stok tersebut diklaim aman untuk 2 bulan ke depan melampaui Idul Fitri. Gula juga menjadi salah satu bahan makanan yang ada dalam daftar bahan makanan yang dibagikan dalam bantuan sosial Jawa Barat untuk KRTS terdampak pandemi Covid-19.
“Kenapa disebut 2 bulan, karena hitungannya, kalau jumlah sembako yang dibagikan sekitar 1,5 juta, itu ada 1 kilogram gula di dalamnya, yang kerja-sama kita dengan Bulog. Jadi kondisi untuk yang bulan depan Insya Allah aman. Dan di pasaran aman sampai dengan ketersediaan untuk hari raya Idul Fitri,” kata Arifin.
Stok minyak goreng di Bulog saat ini diperkirakan aman dengan ketersediaan menembus 735 ton. Termasuk telur.
“Kondisi telur cukup melimpah. Makanya salah satunya kenapa komoditas telur ini jadi bagian dari sembako yang diberikan Pak Gubernur ke para penerima KRTS di lapangan. Jumlanya (stok) ada 212 ton,” kata Arifin.
Arifin mengatakan, dari perhitungan prognosa dengan menghitung produksi pangan, sejumlah bahan makanan defisit. Diantaranya daging sapi, serta bawang putih.
“Tapi ketersediaannya sekarang ini dengan dibukanya keran impor oleh Kementerian Perdagangan, Insya Allah kebutuhan-kebutuhan utnuk barang-barang tadi bisa dipenuhi sampai pelaksanaan hari raya Idul Fitri,” kata dia.
Arifin mengatakan, dari pantauan harga bahan makanan pokok umumnya relatif stabil. “Terjadi perubahan pada harga daging ayam broiler yang di minggu kemarin turun, di minggu sekarang sudah mulai merangkak naik. Sudah mendekati harga normal di sekitar Rp 33-34 ribu. Kekhawatiran para peternak ayam broiler dan harganya akan terpuruk, sekarang tidak terjadi,” kata dia.
Harga bawang merah juga terpantau merangkak naik di H-4 Idul Fitri. “Bawang merah itu juga karena konsumsi ibu-ibu rumah tangga cukup tinggi,” kata Arifin.