Menteri Era Habibie Samakan Krisis Ekonomi Covid-19 dengan 1998

Reporter

Antara

Senin, 18 Mei 2020 16:28 WIB

Tanri Abeng. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri BUMN di era Presiden BJ Habibie Tanri Abeng menyamakan krisis ekonomi akibat Covid-19 dengan krisis di tahun 1998. Hal ini berbeda dengan penilaian sejumlah pengamat ekonomi yang menyebut bahwa krisis COVID-19 berbeda dengan krisis moneter 22 tahun lalu.

"Mengenai krisis COVID-19 apakah ini sama sebenarnya dengan krisis 1998? Saya mengatakan bakal banyak sekali persamaannya karena pandemi COVID-19 ini memengaruhi ketahanan ekonomi," kata Tanri Abeng dalam seminar daring di Jakarta, Senin, 18 Mei 2020.

Dia menjelaskan bahwa mula-mula krisis memengaruhi APBN yang akan mengalami penurunan signifikan. Ini sama persis dengan krisis 1998. Kemudian pandemi COVID-19 akan memengaruhi pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah, krisis tersebut akan masuk di situ.

Lalu krisis COVID-19 pasti akan memengaruhi pertumbuhan. Di tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami minus 14 persen. Lalu nilai tukar Rupiah melonjak dari Rp 2.400 ke Rp 16.000.

"Ini mungkin tidak seperti itu tetapi trennya akan memengaruhi fiskal berarti defisit, kalau sudah defisit apakah pemerintah harus mencetak uang atau mengambil pinjaman," kata Tanri Abeng.

Advertising
Advertising

Kemudian pergerakan nilai tukar Rupiah yang merupakan bagian penting dalam struktur perekonomian Indonesia.
"Dari Krisis 1998 itu supaya kita belajar apa yang dilakukan pada saat krisis tersebut ada dewan pemantapan ketahanan ekonomi yang berpola krisis," katanya.

Dengan demikian maka Indonesia bisa mengatasi kondisi-kondisi yang berdampak negatif pada 1998 sehingga pada akhir 1999 semua kondisi perekonomian telah berjalan normal.

Mantan Menteri BUMN periode 1998-1998 juga merasa khawatir jika roda perekonomian yang saat ini terimbas secara negatif oleh pandemi COVID-19 tidak segera dituntaskan, maka krisis ekonomi bisa terulang kembali saat ini. "Saya khawatir kondisi yang terjadi pada tahun 1998 bisa terulang kembali di krisis saat ini," katanya.

Sebelumnya Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menyebut bahwa banyak yang keliru membandingkan krisis ekonomi akibat COVID-19 ini dengan krisis 2008 atau krisis moneter pada tahun 1998. Dua krisis tersebut dinilai tidak ada apa-apanya karena Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO langsung menyimpulkan bahwa kondisi krisis ekonomi COVID-19 sekarang mirip dengan Great Depression atau Depresi Besar dunia pada tahun 1930-an.

Sedangkan Ekonom Chatib Basri mengatakan dampak ekonomi dari pandemi virus corona saat ini berbeda dengan krisis di tahun 1998 sebab kondisi saat ini juga berdampak pada sektor kesehatan dan sosial.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

22 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya