Dugaan Peretasan Data Akun, Bhinneka Minta Pengguna Ubah Password

Selasa, 12 Mei 2020 18:30 WIB

Fasilitasi Mahasiswa, Program Bhinneka SahabatMahasiswa Hadirkan Trade-In bersama CICIL

TEMPO.CO, Jakarta - Chief of Commercial and Omnichannel Bhinneka.com, Vensia Tjhin, menyatakan permintaan maaf atas ketidaknyamanan terkait adanya dugaan peretasan data akun pengguna Bhinneka.com.

"Saat ini, kami terus melakukan investigasi mengenai kebenaran berita tersebut dan juga melakukan investigasi di internal sistem Bhinneka sehubungan dengan dugaan tersebut bersama BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," kata dia melalui keterangan tertulis, Selasa 12 Mei 2020.

Vensia mengatakan, untuk password pelanggan Bhinneka sudah disimpan di pusat datanya dengan proses enkripsi. Pihaknya pun menyatakan, tak menyimpan data kartu kredit atau debit, namun semua data pembayaran langsung terhubung dengan portal pembayaran atau payment gateway. Selain itu, Bhinneka juga tak menyimpan data uang elektronik atau digital goods pada sistemnya.

Denga adanya kemungkinan peretasan data, Vensia mengajak para pengguna untuk melakukan langkah pencegahan. Seperti bisa mengganti password secara secara berkala dan ini saat yang tepat untuk mengganti yang baru. Kemudian ia juga meminta untuk pengguna tak menggunakan password yang sama dengan layanan lainnya.

Lalu, Vensia juga mengimbau para pengguna menggunakan email yang berbeda guna aktivasi transaksi online. "Segera gunakan strong password: minimum 8 (delapan) karakter, kombinasi huruf besar dan kecil, kombinasi angka, jangan gunakan identitas atau informasi terkait dengan diri Anda, dan kombinasi simbol," tuturnya.

Vensia mengatakan, bahwa keamanan dan kenyamanan pelanggan saat berbelanja di Bhinneka.com selalu akan menjadi prioritasnya. Lalu dalam melindungi data pelanggannya sudah menerapkan standar keamanan global PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) dari TUV Rheinland.

Sebelumnya, Kelompok peretas bernama ShinyHunters mengklaim telah membobol seluruhnya 73 juta data pengguna di sepuluh perusahaan dan menjualnya di pasar web gelap senilai US$ 18 ribu. Dikutip dari ZDNet, Minggu, ShyniHunters adalah kelompok yang sama yang telah meretas Tokopedia pekan lalu.

Grup peretas itu telah membagikan sampel dari beberapa database yang dicuri, yang telah diverifikasi oleh ZDNet sebagai catatan pengguna yang sah. Sumber-sumber di komunitas ancaman siber seperti Cyble, Nightlion Security, Under the Breach, dan ZeroFOX percaya ShinyHunters bukan abal-abal.

Eko Wahyudi l ANTARA

Berita terkait

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

6 jam lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

2 hari lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

10 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

10 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

10 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

15 hari lalu

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

Hari Kartini diperingati masyarakat dalam berbagai cara. Semakin tingginya jumlah pelaku usaha perempuan, bisa jadi cara apresiasi perjuangan Kartini.

Baca Selengkapnya