Inflasi April 0,08 Persen, Kepala BPS: Sangat Rendah, Tidak Biasa

Senin, 4 Mei 2020 11:40 WIB

Ratusan warga memadati pasar tradisional di jalan Pedati, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis, 23 April 2020. Para pengunjung tidak mematuhi aturan penggunaan masker, berkerumun dan jaga jarak aman di tengah wabah pandemi virus Corona (COVID-19). ANTARA/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi sepanjang April 2020 adalah sebesar 0,08 persen. Inflasi pada April lalu terjadi di 90 kota pemantauan.

"Dengan angka ini, inflasi tahun kalender Januari sampai April sebesar 0,84 persen. Lalu, inflasi tahunan sebesar 2,6 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Senin, 4 Mei 2020.

Suhariyanto mengungkapkan, pergerakan inflasi tersebut tidak biasa. "Sangat rendah, tidak biasa," ucapnya. Musababnya, pada tahun-tahun sebelumnya, ketika memasuki Ramadan, laju inflasi selalu meningkat. Menurut dia, perlambatan inflasi tahun ini terjadi karena adanya penyebaran wabah corona.

Adapun perlambatan inflasi diduga didorong oleh amannya pasokan pangan yang dijaminkan pemerintah. Namun, di sisi lain, rendahnya inflasi juga bisa didorong oleh melemahnya permintaan barang dan jasa akibat penurunan aktivitas sosial setelah beberapa wilayah menerapkan PSBB. Indikator lain, kata dia, lantaran melemahnya daya beli rumah tangga.

Inflasi sepanjang April 2020 didorong oleh delapan kelompok. Suhariyanto menerangkan, komoditas dominan yang memberikan kontribusi terhadap angka inflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 1,20 persen. "Ini terjadi karena naiknya harga emas," ujarnya.

Kelompok lain yang menyumbangkan inflasi adalah kelompok makanan, minuman, tembakau. Andilnya kepada inflasi untuk kelompok tersebut sebesar 0,02 persen. Selanjutnya, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti bawang merah juga menyumbangkan inflasi 0,08 persen. Lalu, gula pasir menyumbangkan inflasi 0,02 persen.

Kemudian, beberapa barang seperti minyak goreng, rokok putih, rokok kretek filter, beras juga berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Di sisi lain ada komoditas yang menyumbang deflasi. Misalnya cabai merah, transportasi, serta telekomunikasi dan jasa keuangan.

Dari 90 kota yang mengalami inflasi, BPS mencatat inflasi tertinggi tertinggi terjadi di Bau-bau, Sulawesi Tenggara yang mencapai 0,88 persen. Sedangkan 51 mengalami deflasi dengan angka deflasi tertinggi di Pangkalpinang, yakni 0,92 persen. "Penyebab deflasi di Pangkalpinang adalah penurunan tarif angkatan udara," tutur Suhariyanto.

Sementara itu, pada bulan sebelumnya, yakni Maret 2020, inflasi tercatat sebesar 0,10 persen. Kala itu, Suhariyanto menerangkan, angka ini cenderung stabil ketimbang inflasi bulan sebelumnya.

"Dengan begitu, inflasi tahun kalender tercatat 0,76 persen dan inflasi tahunan 2,96 persen. Inflasi bulan Maret ada di bawah tiga persen, jadi cukup terkendali," kata Suhariyanto pada awal April lalu.

Adapun inflasi Maret 2020 dipengaruhi oleh kelompok penyediaan barang pribadi dan jasa yang berkontribusi menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen. Dalam kelompok ini, inflasi didominasi oleh kenaikan harga emas dan perhiasan dengan total 0,05 persen.

Sedangkan inflasi lainnya didorong oleh kelompok makanan,minuman, dan tembakau dengan kontribusi sebesar 0,03 persen. Komoditas dominan yang menyumbang inflasi di kelompok ini adalah harga telur ayam yang mengalami inflasi 0,03 persen, lalu juga kenaikan harga gula pasir.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

7 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

3 hari lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya