Kemensos Dorong Daerah Mutakhirkan Data untuk Penyaluran Bansos

Kamis, 30 April 2020 21:37 WIB

Warga menyiapkan bantuan sosial berupa paket sembako dari Presiden yang akan disalurkan di kawasan Cipete Selatan, Jakarta, Rabu, 29 April 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Hartono Laras mengatakan Kementerian mendorong daerah memperbaharui data kesejahteraan warga. Data itu, kata dia, nantinya akan digunakan untuk dasar penyaluran bantuan sosial atau bansos penanganan virus corona Covid-19.

"Tapi kami melihat bagaimana teman-teman daerah siang malam mempersiapkan itu semua demi untuk bantuan itu cepat disalurkan dan diterima masyarakat," kata Hartono Laras dalam diskusi virtual Ngobrol @tempo, Kamis, 30 April 2020.

Dia mengatakan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Kemensos secara besar dilakukan pada 2015. Kemensos juga sudah mengusulkan untuk melakukan pemutakhiran data secara menyeluruh.

Tetapi sambil menunggu itu, kata dia, Kemensos sejak 2015 telah membangun sistem informasi kesejahteraan sosial next generation. Dari data itu, menurutnya, ada 40 persen lebih masyarakat dengan ekonomi terendah saat ini. Dia menggunakan data itu untuk penyaluran Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai, listrik dan sebagainya.

"Data ini penting sekali. Ketika kita menghadapi situasi seperti ini kita masih beruntung, untung ada data yang kemudian ada dalam DTKS," ujarnya.

Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan biasanya yang membuat pengumpulan data agak lama, yaitu karena ada salah ketik dari RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan. Namun menurutnya, perbaikan update data yang terus menerus juga harus dilakukan.

Dia berharap program bantuan sosial Kemensos segera diluncurkan. "Kalau sudah diluncurkan, biar ketahuan kekurangannya. Kami juga akan mengupload penerima bantuan dan manfaat," kata Airin.

Direktur Smeru Research Institute Widjajanti Isdijoso menemukan beberapa masalah mengenai data ini di lapangan. Menurut dia, tidak semua daerah melakukan update data tersebut dengan memadai.

"Dari 2015 hingga 2019 keakuratan data makin Berkurang. Ada 60 kabupaten tidak melakukan updating. Bahkan dari daerah yang melakukan updating data, ditemukan data yang tidak akurat dan memadai," kata dia.

Adapun Hartono mengatakan saat ini merupakan momentum yang baik untuk melakukan perbaikan, termasuk data.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

2 hari lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

9 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya