BI Perkirakan Pembiayaan Defisit Fiskal Capai Rp 1.400 T

Reporter

Antara

Rabu, 29 April 2020 12:52 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan sambutan dalam konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 di Bali, Kamis, 29 Agustus 2019. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan pembiayaan defisit fiskal untuk mengatasi wabah Covid-19 mencapai sekitar Rp 1.400 triliun.

“Hitung-hitungan kasar kami, karena pemerintah punya angka-angka, untuk pembiayaan defisit fiskal itu kurang lebih sekitar Rp 1.400 triliun,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam keterangan pers daring di Jakarta, Rabu, 29 April 2020.

Gubernur BI merinci dari total perkiraan tersebut, sekitar Rp 500 triliun di antaranya akan dipenuhi dari saldo kas pemerintah baik yang ada di BI dan perbankan.

Selain itu, kata dia, juga dari dana pemerintah di Badan Layanan Umum (BLU), program pinjaman Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia, serta penerbitan obligasi dalam bentuk valuta asing.

Sisanya yakni sekitar Rp 900 triliun dikurangi anggaran yang sudah dialokasikan untuk tambahan belanja penanganan Covid-19 yakni total sebesar Rp 225 triliun yang terdiri dari kesehatan Rp 75 triliun, jaring pengaman sosial Rp 110 triliun dan dukungan dunia usaha dan industri Rp 70 triliun.

“Dari Rp 900 triliun itu sudah dikeluarkan Rp 225 triliun sehingga menjadi Rp 675 triliun,” katanya.

Perry menuturkan dari Rp 675 triliun tersebut di antaranya akan dianggarkan untuk pemulihan ekonomi sebesar Rp 150 triliun namun untuk pemulihan ekonomi ini akan dipenuhi dengan mekanisme tersendiri dan belum tentu melalui pasar.

Kemudian, sekitar Rp 100 triliun lainnya akan dipenuhi dari kebijakan BI yang menurunkan giro wajib minimum (GWM) sebesar dua persen sebagai bentuk kelonggaran kuantitatif atau quantitative easing (QE) kepada perbankan.

Nantinya, dengan QE itu perbankan wajib membeli SBN yang diterbitkan pemerintah untuk lelang tahap ketiga yakni melalui private placement sehingga pemerintah akan mendapatkan dana sekitar Rp 100 triliun.

“Kalau Rp 675 triliun dikurangi Rp 150 triliun kemudian dikurangi Rp 100 triliun, itu kurang lebih ada Rp 425 triliun,” katanya.

Perry lebih lanjut mengungkapkan pembiayaan defisit fiskal akan dipenuhi dari lelang yang akan dilaksanakan pemerintah hingga tutup tahun ini.

Dari sisa lelang hingga akhir tahun ini diperkirakan akan mampu dipenuhi hingga Rp 425 triliun tersebut.

“Kalau kami hitung sisa lelang sampai dengan akhir tahun itu, kebutuhan nanti dari lelang sebetulnya tidak kemudian melonjak tinggi. Target lelang yang diumumkan pemerintah Insya Allah cukup untuk memenuhi pembiayaan fiskal,” katanya.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

5 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya