Industri Sepatu Diprediksi Turun Tajam Setelah Bulan Mei

Senin, 27 April 2020 08:45 WIB

Pembuatan sepatu kulit di Pusat Industri Kecil, Jakarta, 7 Mei 2018. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik disebabkan karena naiknya produksi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, sebesar 18,87 persen Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 turut dirasakan oleh industri alas kaki, terutama pasar domestik. Menurut Firman, pembeli atau pemilik merek untuk pasar domestik sudah meminta penundaan pengiriman, atau bahkan membatalkan pesanan akibat dampaknya sepinya pasar.

Saat ini, ujar Firman, industri yang masih berproduksi adalah orientasi ekspor dalam skala 70 persen. Menurut dia, perusahaan tersebut, masih berproduksi hampir kapasitas penuh karena ada masih ada pesanan sebelumnya yang harus diselesaikan.

“Tapi nanti paska Mei atau mulai Juni kami masih belum ada kepastian soal pasar ekspor kami. Bisa pada saat itu, ekspor kami akan turun sangat tajam,” tutur Firman kepada Tempo, seperti dilansir Koran Tempo, Senin 27 April 2020.

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Aprisiondo, hanya 37 persen perusahaan yang memiliki daya tahan untuk mempertahankan karyawan tanpa pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa pandemi Covid-19 dengan kondisi tanpa pemasukan hanya tiga bulan ke depan. Hal ini belum termasuk dengan kewajiban untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) pada Lebaran nanti.

Saat ini, Firman berujar memang masih ada 87 persen karyawan perusahaan alas kaki yang masih memperkerjakan karyawannya karena masih ditopang penyelesaian permintaan ekspor. Namun, terhitung mulai Juni nanti, Firman mengatakan masih belum ada kepastian apakan masih ada permintaan ekspor. Sejauh ini, kata Firman, PHK masih jadi opsi paling akhir dalam kondisi tidak ada permintaan terhadap perusahaan.

Advertising
Advertising

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno berharap stimulus untuk industri manufaktur dan lainnya harus dijalankan secara massif dan cepat.

Pasalnya, ujar Benny, pasar ekspor saat ini menjadi incaran seluruh negara. “Yang kita kerjakan saat ini adalah order Yang Tahun lalu kita terima , jadi untuk order Yang baru masih tanda tanya , karena ber kurang nya ekonomi di negara importir,” tutur Benny.

Berita terkait

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

2 jam lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

20 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

21 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

5 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

5 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

6 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

11 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

18 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya