Mentan Mengklaim Stok 11 Komoditas Aman di Tengah Corona

Reporter

Bisnis.com

Senin, 27 April 2020 05:05 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai mengikuti pertemuan G20 Extraordinary Agriculture Ministers Virtual Meeting pada Rabu, 21 April 2020.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan neraca 11 komoditas pangan dasar masih stabil untuk menunjang kebutuhan masyarakat di tengah masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo merinci 11 komoditas pangan dasar tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir. Adapun ketersediaan empat komoditas yang masih bergantung dari impor juga telah dijaga.

"Semua (ketersediaan 11 pangan dasar) aman terkendali. Stok pangan kami, khususnya beras, cukup aman dan cukup terkendali," katanya dalam konferensi pers jarak jauh, Minggu, 26 April 2020.

Syahrul menyampaikan pihaknya sempat menemukan beberapa tantangan dalam meningkatkan ketersediaan daging sapi, daging kerbau, dan gula pasir. Pasalnya, negara pemasok komoditas tersebut melakukan protokol penguncian yang membuat arus barang tersendat.

Namun demikian, Syahrul berujar pihaknya mencatat komoditas tersebut mulai masuk pasar domestik mulai dari 2-3 minggu yang lalu. "Gula pasir kurang lebih 250.000 ton sudah tersedia."

Advertising
Advertising

Sementara itu, Syahrul menyatakan pihaknya telah menyiapkan tiga model terkait prakiraan ketersediaan komoditas beras. Dalam ketiga model terseut, Syahrul mencatat kondisi stok beras dari produksi sebelumnya atau roll-over rice mencapai 3,5 juta ton.

Syahrul mendata model pertama adalah model dengan kondisi optimistis yakni dengan prakiraan produksi beras pada Februari-Mei 2020 mencapai 12,4 juta ton. Adapun, lanjutnya, ketersediaan beras di Bulog dan gudang penggilingan dapat membuat angka ketersediaan beras mencapai 15 juta ton.

"Dan keutuhan kita (selama) Februari-Mei untuk makan 7,6 juta ton lebih. Maka dari itu, masih tersedia 8 juta ton lebih. Kita masih punya (stok beras) over-stock 8 juta," ujarnya.

Adapun, Syahrul memprakirakan dalam kondisi moderat stok beras di dalam negeri masih mencapai 6 juta ton. Adapun, angka tersebut datang dari perkiraan produksi sekitar 11 juta ton yang ditambal roll-over stok periode sebelumnya dan dikurangi konsumsi sekitar 7,9 juta.

Bahkan Kementan mendata ketersediaan stok beras masih mencapai 6 juta ton dalam kondisi pesimistis. Syahrul menjelaskan kondisi yang dimaksud adalah saat produksi Februari-Mei hanya mencapai 11,2 juta ton dan konsumsi naik hingga 8,3 juta ton.

Syahrul mengklaim ketiga model tersebut didapatkan dari penggunaan data satelit dan rapat jarak jauh bersama pihak dari sekitar 400 kabupaten. Oleh karena itu, Syahrul meramalkan setidaknya ketersediaan beras di dalam negeri akan terjaga hingga awal kuartal III/2020.

"(Ketiga model tersebut) sudah divalidasi dan hasilnya kurang lebih sama. Kami yakin sampai 3 bulan ke depan (ketersediaan beras) masih aman," katanya.

Berita terkait

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

7 jam lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

7 jam lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

1 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

2 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

2 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

3 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

4 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

5 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya