Industri Kopi Terimbas Corona, Menperin Siapkan Stimulus
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 24 April 2020 13:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah tengah mencari solusi untuk mendukung industri kecil dan menengah, khususnya di bidang kopi, di tengah mewabahnya Virus Corona alias Covid-19. Sebab, selama masa pagebluk penjualan kopi nasional terpantau anjlok.
Ia mengatakan kementerian sudah berkomunikasi dengan para pelaku industri dan mendata permasalahan yang dihadapi. Semua persoalan di IKM, termasuk industri kopi, akan dicatat dan dirangkum. "Ini nanti akan dirangkum dan dicari solusi kebijakan, termasuk stimulus atau kebijakan lain yang sekarang sedang dibahas pemerintah," ujar Agus Gumiwang dalam diskusi daring, Kamis, 23 April 2020.
Agus memastikan pemerintah akan terus mendukung industri kecil dan menengah sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Serta, tetap mendukung pengembangan industri kopi di Tanah Air.
Kementerian Perindustrian melihat penjualan di industri kopi anjlok akibat wabah virus Corona. Hal ini berkaitan dengan adanya pembatasan terhadap pergerakan manusia yang ujung-ujungnya membuat kafe, restoran, hingga kedai kopi sepi pengunjung, bahkan mesti tutup.
"Untuk IKM kopi ini dirasakan dampak turunan penjualan akibat covid ada yang 50 persen, 70 persen, ada yang 90 persen," ujar Agus. Karena itu, para pelaku industri didorong untuk mencari cara pemasaran untuk mengatasi persoalan ini, salah satunya melalui daring.
Belakangan, sebagian pemerintah daerah sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang mengedepankan prinsip jaga jarak. Akibatnya, para pengusaha kuliner hanya diperkenankan untuk melayani pembeli khusus untuk dibawa pulang.
"Ini tentu kita sama sama memahami dan merasakan secara langsung bahwa fenomena Covid-19 ini sedikit banyak telah memberi dampak dan tekanan terhadap kegiatan industri kopi nasional," tutur Agus.
Keterbatasan pergerakan manusia, tutur Agus, dinilai dapat mengubah pola konsumsi masyarakat. Sehingga, kondisi tersebut harus disikapi oleh industri dengan beradaptasi alias tanggap perubahan. Di samping itu, ia pun meminta oleh seluruh pelaku industri kopi agar tetap mengedepankan protokol keamanan Covid-19, meski tetap menggenjot produksi.
Persoalan juga terjadi pada sisi ekspor. Agus mengatakan dengan adanya lockdown di negara-negara tradisional pasar ekspor membuat kegiatan perdagangan internasional menjadi lebih sulit.
"Secara alamiah demand tidak turun, tapi pembatasan ini mempersulit kegiatan ekspor yang dilakukan Indonesia untuk negara market di dunia," ujar Agus. Karena itu, tantangan itu harus dihadapi dengan terobosan dan kreativitas oleh para pegiat kopi nasional.
Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Pada tahun lalu, Indonesia memproduksi 730 ribu ton biji kopi dengan nilai ekspor kopi olahan sebesar US$ 610 juta. Sementara, pelaku industri kecil dan menengah di sektor kopi tercatat 1.200 unit usaha yang tersebar di seluruh Indonesia.