Terdampak Covid-19, Pendapatan Pertamina Bisa Turun 45 Persen

Editor

Rahma Tri

Kamis, 16 April 2020 15:26 WIB

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) mengisi BBM ke kendaraan pelanggan di SPBU Coco Kuningan, Jakarta, Senin, 3 September 2018. Dirut PT Pertamina (Persero) menyapa langsung pelanggan untuk memperingati Hari Pelanggan Nasional 2018. ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memperkirakan pendapatan perusahaan akan melorot tajam pada tahun ini. Menurut dia, terdapat dua skenario perkiraan penurunan pendapatan di tengah pandemi Corona atau Covid-19 ini.

"Dari skenario berat, penurunan pendapatan perusahaan jika dibandingkan RKAP itu 38 persen. Untuk skenario sangat berat, penurunannya 45 persen dibandingkan RKAP," kata Nicke dalam rapat virtual dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Kamis, 16 April 2020.

Nicke menerangkan, yang dimaksud simulasi berat, yaitu asumsi harga ICP sebesar US$ 38 per barel dengan nilai tukar rupiah Rp 17.500 per dolar Amerika Serikat. Dari segmen bisnis hulu potensi akan turun 57 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan minus 43 persen secara year on year.

Dari sisi bisnis hilir Pertamina, potensi akan turun 38 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan -31 persen secara year on year. Sedangkan dari sisi bisnis subholding gas potensi akan turun 13 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan 1 persen secara year on year.

Dari sisi bisnis finansial dan service subs, potensi akan turun 40 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan minus 56 persen secara year on year. Jadi rata-rata potensi penurunan pendapatan Pertamina sebesar 38 persen dengan pertumbuhan minus 30 persen.

Sedangkan simulasi sangat berat, yaitu saat asumsi harga ICP sebesar US$ 31 per barel dengan nilai tukar rupiah Rp 20.000 per dolar AS. Dari segmen bisnis hulum potensi akan turun 59 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan minus 46 persen secara year on year.

Dari sisi bisnis hilir potensi akan turun 46 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan minus 42 persen secara year on year. Dari sisi bisnis subholding gas potensi akan turun 14 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan minus 0,10 persen secara year on year.

Dari sisi bisnis finansial dan service subs potensi akan turun 47 persen dari RKAP 2020 dan dengan pertumbuhan minus 62 persen secara year on year. Jadi, rata-rata potensi penurunan pendapatan Pertamina sebesar 45 persen dengan pertumbuhan -39 persen.

"Pertamina juga mendapatkan triple shock yang berdampak pada bisnis tahun ini. Pertama, over supply, jadi harga minyak turun hampir setengah. Lalu kedua penurunan demand dalam negeri. Jadi pendapatan Pertamina akan turun," ujar Nicke.

Berita terkait

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

1 hari lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

3 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

5 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya