Petugas penukaran mata uang asing menghitung uang pecahan 100 dolar AS di lokasi penukaran uang di kawasan Kwitang, Jakarta, 28 Maret 2018. Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.745 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (28/3/2018). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, 6 April 2020, terkoreksi seiring pelemahan mata uang kawasan Asia.
Pada Senin pagi pukul 09.49 WIB, rupiah bergerak melemah 70 poin atau 0,43 persen menjadi Rp 16.500 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.430 per dolar AS.
"Dalam hari Senin ini, kemungkinan rupiah masih akan melemah di level Rp 16.400-Rp 16.600 per dolar," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
Sementara itu Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen positif kelihatannya membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini dengan indeks saham seperti Nikkei dan Hang Seng bergerak positif, demikian juga indeks saham berjangka Amerika Serikat.
"Pasar seakan mencari alasan untuk rebound di tengah kondisi ekonomi yang masih belum kondusif," ujarnya.
Kali ini sentimen positif didorong karena data tingkat kematian akibat wabah menurun di beberapa negara pusat pandemi seperti AS, Italia, Spanyol, dan negara Eropa lainnya.
Data tersebut, lanjut Ariston, bisa diartikan bahwa masa puncak pandemi mungkin akan segera berlalu.
"Hari ini rupiah mungkin bisa turut menguat mengikuti sentimen positif pasar. Potensi USDIDR di kisaran Rp 16.300-Rp 16.500 per dolar," kata Ariston.
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
13 jam lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.