Banyak Diragukan, Kini Cina Perketat Ekspor Rapid Test Kit Corona

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Kamis, 2 April 2020 10:12 WIB

Petugas kesehatan menunjukan test kit berisi sampel darah warga saat rapid test untuk deteksi virus corona di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 2020. Rapid test dianggap efektif untuk mengetahui peta wilayah sebaran virus corona yang menginfeksi warga. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina saat ini memutuskan untuk memperketat pengawasan ekspor rapid test kit corona. Hal ini dilakukan setelah sejumlah negara Eropa mengeluhkan tingkat akurasi rapid test kit corona buatan Negeri Tirai Bambu ini.

Karena itu, mulai saat ini eksportir rapid test kit corona Cina harus mendapatkan sertifikat registrasi dari National Medical Products Administration (NMPA). Sertifikat itu diperlukan agar dapat memperoleh izin bea cukai Cina.

Sebelumnya, Pemerintah Cina telah meminta produsen alat tes untuk mengekspor rapid test kit dan pasokan lain guna membantu memerangi pandemi virus corona di dunia. Lonjakan perusahaan yang menawarkan alat tes ke negara-negara tersebut pun melonjak.

Beberapa pembuat alat uji Cina telah memanfaatkan peraturan Uni Eropa yang lebih mudah untuk memasukkan produk mereka ke pasar sebelum disetujui di dalam negeri. Lei Chaozi, seorang pejabat di Departemen Pendidikan, mengatakan rapid test kit buatan Cina telah dipasok ke 11 negara, termasuk Inggris, Italia dan Belanda.

Tetapi, akurasi beberapa rapid test kit Corona yang dipasarkan di luar negeri telah dipertanyakan oleh otoritas kesehatan Eropa. Misalnya Spanyol, yang telah menarik sejumlah alat uji cepat Corona yang dibuat oleh perusahaan diagnostik China Shenzhen Bioeasy Biotechnology setelah produk tersebut ditemukan memiliki sensitivitas rendah.Dalam sebuah pernyataan, Bioeasy mengatakan pembacaan yang tidak akurat bisa jadi karena sampel tidak dikumpulkan dan diproses dengan benar.

Advertising
Advertising

Secara terpisah, juru bicara dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pejabat pemerintah Slovakia telah mempertanyakan keandalan alat uji cepat yang dibeli dari negeri Panda itu. Kesimpulan awal dari konsulat Cina di Slovakia adalah bahwa ketidakakuratan adalah akibat dari pekerja medis yang menggunakan rapid test kit itu secara salah.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

13 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

14 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

18 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

21 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya