Ada Corona, WNA Asal Cina Paling Banyak Masuk RI di Januari

Reporter

Antara

Rabu, 1 April 2020 15:18 WIB

Pekerja menyelesaikan konstruksi terowongan Walini proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 21 Maret 2018. Plt Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwi Windarto mengatakan saat ini pekerjaan konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung sudah dimulai di beberapa lokasi, dan pembangunannya sudah mencapai 5 persen dari target penyelesaian proyek tahun 2020. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, menyampaikan data perlintasan warga negara asing (WNA) yang keluar dan masuk Indonesia pasca-merebaknya kasus pandemi corona atau Covid-19.

Menurut dia, dari data 10 WNA yang masuk ke Indonesia pada Januari 2020, paling banyak adalah WNA asal Cina dengan jumlah 188.000 orang.

"Dari 10 negara yang warganya masuk ke Indonesia, pertama adalah Cina yaitu 188.000 orang, Singapura 130.000, Australia 120.000. Lalu Malaysia, India, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia sebanyak 722.000 orang," kata dia, dalam Rapat Kerja Komisi III DPR yang berlangsung secara virtual, Rabu, 1 April 2020.

Ia mengatakan, untuk data WNA yang meninggalkan Indonesia sebanyak 788.775 orang, dan dari jumlah itu sebanyak 195.889 orang WNA dari Cina.

Ia mengatakan, setelah dia mengeluarkan Peraturan Menkumham Nomor 3/2020 pada Februari lalu terkait pembatasan masuknya WNA, jumlah WNA asal Cina yang masuk Indonesia menurun drastis atau tidak masuk 10 besar.

Advertising
Advertising

"Yang masuk 10 besar itu Malaysia sebanyak 91.000, Australia, Singapura, Jepang, India, dan Korea Selatan," ujarnya.

Ia mengatakan, pada Maret 2020, kedatangan WNA asal Cina tidak masuk dalam 10 besar. Menurut dia negara asal WNA yang masuk 10 besar di bulan tersebut adalah Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, India, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman.

Ia menilai dampak dari Permenkumham Nomor 3, Nomor 7, Nomor 8, dan Nomor 11 yang sama sekali melarang orang asing masuk Indonesia sangat terlihat dari penurunan jumlah WNA yang masuk ke Indonesia.

Pelarangan itu menurut dia kecuali untuk beberapa kelompok-kelompok orang asing pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), visa diplomatik dan visa dinas, orang pemegang izin tinggal diplomatik, tenaga bantuan medis, pangan dan kemanusiaan. "Nanti kita buka itu dimungkinkan tentu dengan protokol kesehatan seperti yang berlaku," katanya.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

18 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

23 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya