Gubernur BI: Kondisi Sekarang Berbeda dengan Krisis 1998 dan 2008

Kamis, 26 Maret 2020 19:42 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ditemui usai memberikan key note speech dalam acara Simposium Asia's Trade and Economic Priorities 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa 29 Oktober 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo mengatakan kondisi sekarang berbeda dengan krisis moneter Asia pada 1998 dan krisis keuangan global yang terjadi pada 2008. Pasalnya, kondisi yang terjadi saat ini bersumber dari aspek kemanusiaan karena pandemi virus Corona atau Covid-19 yang kemudian berdampak ke sektor ekonomi dan keuangan secara global.

"Karena masalah Covid-19 yang menyebar sangat luas dan cepat di Amerika Serikat, Eropa dan kita di Indonesia," kata Perry dalam live streaming perkembangan ekonomi terkini, Kamis, 26 Maret 2020.

Oleh karena itu, menurut Perry, semakin cepat dalam mengatasi pandemi Corona, maka dampak ke sektor ekonomi dan keuangan semakin cepat diminimalisir. Hingga kini, ia mengklaim dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sangat minimal dan inflasi tetap terkendali.

Hal itu, kata Perry, karena ketersediaan pasokan yang cukup, dampak output gap terhadap inflasi yang rendah, juga karena kredibilitas kebijakan moneter untuk memastikan stabilitas harga dan sasaran inflasi (2 hingga 4 persen) tercapai termasuk melalui koordinasi bersama tim pengendali inflasi daerah. Pelemahan rupiah yang terjadi pun semata-mata bersifat temporer karena kepanikan global.

Lebih jauh ia menjelaskan saat ini kondisi perbankan nasional jauh lebih baik ketimbang pada tahun 1998 dan 2008. Performa perbankan seluruh dunia juga disebutnya lebih kuat.

"Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan 23 persen, kredit macet (NPL) sebelum mewabahnya Covid-19 tercatat 2,5 persen gross dan 1,3 persen netto," kata Perrry. Belakangan juga sudah ada perbaikan dari kinerja indeks harga saham gabungan atau IHSG dan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini terpantau kembali menguat. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyentuh posisi Rp 16.328.

Angka tersebut menunjukkan penguatan 158 poin dari nilai kemarin yang sebesar Rp 16.486 per dolar AS. Sedangkan pada 24 Maret 2020, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 16.568 dan kurs beli Rp 16.403.

IHSG Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 26 Maret 2020, kembali naik menembus level psikologis 4.000 di tengah pelemahan bursa saham regional. Pada pukul 09.08, IHSG menguat 186 poin atau 4,72 persen ke posisi 4.123,63. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 39,4 poin atau 6,95 persen menjadi 606,23.

Perry menegaskan, BI akan terus berkoordinasi secara erat dalam melakukan langkah tersebut bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan(KSSK), termasuk memperkuat Protokol Manajemen Krisis (PMK). "BI akan terus memperkuat koordinasi ini dengan pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu."

Selain itu, bank sentral juga mengambil langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Hal ini juga dilakukan agar bisa menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

10 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

22 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

23 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

4 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya