Jaga Likuiditas, Bank Indonesia Guyur Pasar Hampir Rp 300 T

Selasa, 24 Maret 2020 20:28 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo terus memastikan ketercukupan likuiditas di pasar Tanah Air, khususnya selama masa darurat wabah virus Corona alias COVID-19. "Kami pastikan lebih dari cukup," ujar dia dalam siaran langsung, Selasa, 24 Maret 2020.

Sejauh ini, Perry mengatakan bank sentral sudah melakukan injeksi likuiditas dalam jumlah besar. Hingga saat ini nilai yang disuntikkan hampir mencapai Rp 300 triliun. Ia mengatakan suntikan itu dilakukan baik untuk rupiah maupun valuta asing.

"Itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan uang di pasar uang perbankan itu cukup, juga ketersediaan valas di pasar valas cukup," ujar Perry. Langkah itu juga diikuti dengan kebijakan untuk mempermudah bekerjanya pasar uang dan pasar valas baik di dalam maupun luar negeri.

Apabila dirinci, injeksi sebesar hampir Rp 300 triliun itu terdiri atas, antara lain injeksi likuiditas rupiah melalui pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder sebesar sekitar Rp 168 triliun. Selain itu juga melalui repo yang dilakukan perbankan sebesar Rp 55 triliun, serta penurunan giro wajib minimum pada awal tahun dan yang segera berlaku sebesar Rp 75 triliun.

Perry mengatakan bank sentral akan terus memantau pergerakan di pasar serta melakukan koordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan dalam mengambil kebijakan di kemudian hari.

Dalam kesempatan sama, Perry mengatakan sepanjang tahun ini aliran modal asing yang telah keluar dari Indonesia mencapai Rp 125,2 triliun. "Aliran modal yang keluar itu baik di Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Negara, obligasi korporasi, dan saham," ujar dia.

Aliran modal yang keluar, kata Perry, terutama berasal dari surat berharga negara. Sejak awal tahun, asing telah melepas SBN senilai sekitr Rp 112 triliun. Sementara, aliran modal yang keluar dari pasar saham adalah sekitar Rp 9,2 triliun.

Menurut Perry aliran modal asing itu sebagian besar keluar pada Maret 2020. Pada bulan ini arus modal keluar mencapai Rp 104,7 triliun dari total modal yang minggat dari dalam negeri.

Perry menuturkan saat ini kepanikan global sudah mulai turun meski masih tinggi. Ia melihat kepanikan terjadi bahkan di negara besar seperti Amerika Serikat maupun Eropa. Namun, ia percaya kebijakan yang diambil bank sentral AS, The Fed, dapat menstabilkan kondisi di tengah kepanikan itu.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

20 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

22 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya