Jaga Likuiditas, Bank Indonesia Guyur Pasar Hampir Rp 300 T
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 24 Maret 2020 20:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo terus memastikan ketercukupan likuiditas di pasar Tanah Air, khususnya selama masa darurat wabah virus Corona alias COVID-19. "Kami pastikan lebih dari cukup," ujar dia dalam siaran langsung, Selasa, 24 Maret 2020.
Sejauh ini, Perry mengatakan bank sentral sudah melakukan injeksi likuiditas dalam jumlah besar. Hingga saat ini nilai yang disuntikkan hampir mencapai Rp 300 triliun. Ia mengatakan suntikan itu dilakukan baik untuk rupiah maupun valuta asing.
"Itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan uang di pasar uang perbankan itu cukup, juga ketersediaan valas di pasar valas cukup," ujar Perry. Langkah itu juga diikuti dengan kebijakan untuk mempermudah bekerjanya pasar uang dan pasar valas baik di dalam maupun luar negeri.
Apabila dirinci, injeksi sebesar hampir Rp 300 triliun itu terdiri atas, antara lain injeksi likuiditas rupiah melalui pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder sebesar sekitar Rp 168 triliun. Selain itu juga melalui repo yang dilakukan perbankan sebesar Rp 55 triliun, serta penurunan giro wajib minimum pada awal tahun dan yang segera berlaku sebesar Rp 75 triliun.
Perry mengatakan bank sentral akan terus memantau pergerakan di pasar serta melakukan koordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan dalam mengambil kebijakan di kemudian hari.
Dalam kesempatan sama, Perry mengatakan sepanjang tahun ini aliran modal asing yang telah keluar dari Indonesia mencapai Rp 125,2 triliun. "Aliran modal yang keluar itu baik di Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Negara, obligasi korporasi, dan saham," ujar dia.
Aliran modal yang keluar, kata Perry, terutama berasal dari surat berharga negara. Sejak awal tahun, asing telah melepas SBN senilai sekitr Rp 112 triliun. Sementara, aliran modal yang keluar dari pasar saham adalah sekitar Rp 9,2 triliun.
Menurut Perry aliran modal asing itu sebagian besar keluar pada Maret 2020. Pada bulan ini arus modal keluar mencapai Rp 104,7 triliun dari total modal yang minggat dari dalam negeri.
Perry menuturkan saat ini kepanikan global sudah mulai turun meski masih tinggi. Ia melihat kepanikan terjadi bahkan di negara besar seperti Amerika Serikat maupun Eropa. Namun, ia percaya kebijakan yang diambil bank sentral AS, The Fed, dapat menstabilkan kondisi di tengah kepanikan itu.
CAESAR AKBAR