BI Turunkan Suku Bunga, Perbankan Diminta Ikut Menyesuaikan
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Rahma Tri
Jumat, 20 Maret 2020 12:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Muhamad Rifki Fadilah, menilai positif kebijakan
Bank Indonesia yang menurunkan kembali BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 4,75 persen. Pemangkasan suku bunga acuan ini dinilai cukup akomodatif, responsif serta mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan adanya risiko terhadap gejolak ekonomi dunia.
"Pemangkasan suku bunga acuan akan menurunkan suku bunga simpanan, yang kemudian menekan suku bunga kredit," kata Rifki melalui pernyataan tertulis, Jumat 20 Maret 2020.
Penurunan suku bunga ini juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Putaran berikutnya, juga meningkatkan aktivitas konsumsi dan investasi. "Gaung tujuan akhirnya akan berdampak kepada percepatan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Namun berdasarkan data Uang Beredar BI pada bulan Desember 2019, rata-rata tertimbang suku bunga kredit hanya turun 7 basis poin menjadi 10,50 persen dibandingkan 10,57 persen pada bulan sebelumnya. “Penurunan suku bunga kredit yang jauh lebih kecil daripada pemangkasan BI 7DRRR mengakibatkan terjadinya perbedaan fakta antara sektor moneter dan sektor riil,” kata Rifki.
<!--more-->
Oleh karena itu, Rifki meminta perbankan untuk mulai menyesuaikan dengan menurunkan bunga kreditnya seiring dengan penurunan bunga acuan. “Kita perlu pemicu, khususnya oleh bank besar, seperti bank-bank BUMN sebagai benchmark bagi perbankan skala kecil dan menengah untuk merubah bunga kreditnya,” ujar Rifki
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pemangkasan suku bunga acuan sebagai tindak lanjut dari sejumlah stimulus yang sudah dikeluarkan pemerintah. Selain itu, Bank Indonesia juga kembali memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya meminimalkan risiko dampak virus Corona atau Covid-19.
Perry menuturkan, BI juga akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.
"Koordinasi Bank Indonesia dengan pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta mempercepat reformasi struktural, termasuk dalam memitigasi dampak Covid-19," ujar Perry, kemarin di Jakarta.
EKO WAHYUDI l MUHAMMAD HENDARTYO