Jangan Hanya Minta Insentif, Pengusaha Didesak Bantu Atasi Corona

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Senin, 16 Maret 2020 03:58 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri), Kedua Ojk Wimboh Santoso (kedua kanan), dan materi Perdagangan Agus Suparmanto (kanan) memberikan keterangan terkait Stimulus kedua penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian,Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. TEMPO/Sintia Nurmiza

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Senior Institute Developing Enterpreneurship Sutrisno Iwantono meminta pengusaha tidak hanya memikirkan diri sendiri dengan terus meminta insentif dampak virus Corona atau Covid-19. Sebaliknya, ia juga meminta ikut memikirkan aspek kemanusiaan dengan membantu pemerintah mengatasi penyebaran virus corona.

"Kepada pengusaha dan seluruh lapisan masyarakat, marilah kita berkorban untuk sementara, demi kepentingan yang lebih besar ke depan," kata Iwantono di Jakarta, Minggu 15 Maret 2020.

Iwantono mengakui bahwa kasus COVID-19 mempunyai dampak ekonomi. Untuk itul, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah menerbitkan paket stimulus jilid 1 dan jilid II. "Ada relaksasi moneter, dukungan fiskal, penundaan pembayaran kredit bank, serta keringanan pajak PPh," katanya.

Namun, Iwantono mengatakan anggaran pemerintah sangat terbatas dan tentu harus ada prioritas. "Biarlah pemerintah bisa prioritaskan aspek kemanusiaan.

Bahkan, menurut dia, seharusnya pengusaha bisa memberikan bantuan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk membantu menangani COVID-19.
"Saya baca berita Cristiano Ronaldo pemain klub Liga Italia Juventus merelakan jaringan hotel mewahnya dijadikan rumah sakit, dan memberikan pelayanan gratis kepada semua pasien terdampak virus Corona. Mestinya orang kaya di Indonesia punya juga kemampuan seperti itu, kita tunggu," Iwantono berharap.

Iwantono mengatakan tidak ada gunanya pengusaha memperoleh keuntungan namun banyak masyarakat yang menjadi korban. Lebih baik fokus pencegahan penyebaran COVID-19 ini diprioritaskan agar tidak menjadi bencana kemanusiaan.

Apalagi, katanya, saat ini, ada kritik dan keluhan dari masyarakat bahwa rumah sakit dan tenaga medis belum siap. Banyak orang ingin tes terinfeksi atau tidak, tetapi tidak terlayani dengan baik. Bahkan, masyarakat juga kesulitan mencari masker dan hand sanitizer. "Mencari infrared thermometer sulit sekali, kalaupun ada harganya selangit dan harus menunggu pesanan yang memerlukan waktu lama," katanya.

Iwantono mengatakan, sebaiknya anggaran pemerintah diprioritaskan dulu untuk pengadaan penanganan COVID-19, seperti penyiapan tenaga medis dengan seluruh perlengkapannya. "Kita belum melihat ada kegiatan massal pembersihan dan menyemprot disinfektan di lingkungan tempat kerja dan tempat umum lainnya, tempat ibadah, di rumah-rumah dan di kampung-kampung sambil melakukan edukasi pada masyarakat," katanya. Pengusaha, katanya, dapat juga berperan dalam hal-hal seperti itu.

ANTARA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

18 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya