Hipmi Ingin Gandeng Bukalapak dan Tokopedia

Reporter

Eko Wahyudi

Kamis, 12 Maret 2020 01:39 WIB

Ketum HIPMI Mardani H Maming dalam usai menjadi pembicara dalam Diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" yang diselenggarakan oleh Tempo Media Group bekerja sama dengan Bank Indonesia di Hotel Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H Maming mengatakan pihaknya akan membangun kerja sama dengan pelaku ekonomi digital, seperti e-commerce. Pasalnya, tak sedikit anggota Hipmi merupakan pelaku UMKM yang barangnya bisa dipasarkan melalui e-commerce macam Bukalapak atau Tokopedia.

"Kami susun HIPMI Net terlebih dahulu. Kalau semua sudah terdaftar, sekitar 50 ribu anggota, itu yang akan bekerja sama dengan Bukalapak atau Tokopedia," kata Maming seusai mengisi acara Transformasi Digital untuk Ekonomi Indonesia dengan tajuk Finding The New Business Model yang digelar oleh Tempo Media Group di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu 11 Maret 2020.

Dia menjelaskan, Hipmi Net akan menghubungkan seluruh anggota Hipmi, dari tingkat kabupaten sampai ke pengurus pusat, bahkan sampai Dewan Kehormatan Organisasi. Dengan adanya sistem ini maka akan memudahkan memudahkan bisnis anggota Hipmi untuk berkembang.

Menurutnya, jika para pelaku usaha tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, mereka tidak akan bisa berkembang. Bahkan mereka bisa tergusur dengan pebisnis yang menemukan inovasi-inovasi terbaru.

"Dulu belum ada HP, baru ada wartel (warung telepon) kita kalau mau nelpon harus ke wartel dulu. Sekarang sudah ada HO, tukang becak pun bisa langsung hubungi anaknya. Mungkin sama dengan sekarang, untuk yang tidak mengikut zaman maka akan kehilangan bisnisnya," kata Maming.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengungkapkan, era revolusi industri 4.0 menuntut dunia usaha dan industri untuk responsif terhadap perubahan guna menjaga eksistensi bisnisnya. Begitu pun dengan Sumber Daya Manusia (SDM), sikap responsif harus diimplementasikan agar tetap berdaya saing.

"Kita berhadapan dengan era di mana manusia bukan satu-satunya penggerak utama. Kita ini sedang bersaing dengan robot, bersaing dengan mesin, karena teknologi bergerak dengan cepat," kata Ida.

Ida menjelaskan bahwa era disrupsi ekonomi ini tidak cukup dihadapi hanya dengan inovasi dan kreativitas. Yang juga harus menjadi perhatian adalah kecepatan menjalankan tugas.

"Tidak masalah siapa yang lebih pintar, tidak peduli siapa yang lebih kuat, pendidikan dan keterampilan adalah kunci. Tapi yang harus kita ingat, yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang responsif terhadap perubahan akan mengalahkan yang terlena dengan zona nyaman," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, era digital akan menciptakan banyak peluang usaha serta menjadikan iklim usaha lebih kompetitif. Hal ini akan membuka peluang usaha yang lebih besar bagi masyarakat, karena kegiatan usaha dan bisnis tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan modal.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

9 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

10 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

10 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

15 hari lalu

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

Hari Kartini diperingati masyarakat dalam berbagai cara. Semakin tingginya jumlah pelaku usaha perempuan, bisa jadi cara apresiasi perjuangan Kartini.

Baca Selengkapnya

4 Cara Isi Saldo E-Toll Menggunakan HP

27 hari lalu

4 Cara Isi Saldo E-Toll Menggunakan HP

Mengisi saldo e-toll tidak lagi memerlukan penggunaan uang tunai. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Tren Belanja Online Jelang Lebaran 2024, Penjualan Baju Muslim Meningkat 12 Kali Lipat

27 hari lalu

Tren Belanja Online Jelang Lebaran 2024, Penjualan Baju Muslim Meningkat 12 Kali Lipat

Peningkatan belanja online berkaitan erat dengan perayaan Lebaran.

Baca Selengkapnya

Meski Harta Kekayaan Turun Rp 3 Triliun, Sandiaga Uno Tetap Jadi Pejabat Terkaya Nomor Dua

30 hari lalu

Meski Harta Kekayaan Turun Rp 3 Triliun, Sandiaga Uno Tetap Jadi Pejabat Terkaya Nomor Dua

Sandiaga Uno telah melakukan pelaporan LHKPN untuk periodik 2023, ia tercatat pejabat terkaya nomor dua meski harta kekayaannya turun Rp 3 triliun.

Baca Selengkapnya

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

32 hari lalu

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

Setelah menonaktifkan personalisasi data, laman belanja di TikTok itu akan menampilkan produk-produk sesuai algoritma umum.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

32 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Blak-blakan soal Permasalahan Predatory Pricing di E-Commerce

32 hari lalu

Bos Tokopedia Blak-blakan soal Permasalahan Predatory Pricing di E-Commerce

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto buka suara soal permasalahan predatory pricing atau jual rugi di e-commerce.

Baca Selengkapnya