Gubernur BI: Virus Buat Gundah, Digitalisasi Bawa Harapan
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 11 Maret 2020 20:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku optimistis dengan era digitalisasi saat ini meskipun dampak virus Corona terus meluas. “Virus membuat kita gundah. Tapi menurut saya, digitalisasi membawa harapan. Itu yang harus kita bangun,” ujarnya dalam diskusi Transformasi Digital untuk Ekonomi Indonesia dengan tajuk Finding The New Business Model yang digelar oleh Tempo Media Group hari ini, Rabu 11 Maret 2020, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat.
Perry yakin wabah virus Corona bakal segera teratasi dan hanya akan berdampak jangka pendek. Meski begitu, dalam jangka pendek itu, seluruh pihak harus tetap kuat. “Tolong tetap kreatif dan confident,” katanya.
Terlebih, menurut Perry, ada ekonomi digital yang akan menjadi masa depan sumber bisnis berikutnya. Dalam kesempatan ini ia juga menyebutkan alasannya optimistis dengan potensi pertumbuhan ekonomi nasional. “Sebanyak 94,3 juta UMKM yang ada di Indonesia itu diincar oleh seluruh dunia,” tuturnya.
Dari sekian banyak UMKM itu pula, kata dia, masih banyak yang belum benar-benar tergarap. “Dari sektor pertanian, perikanan, perdagangan, pariwisata. Itu harus kita garap, kembangkan di sektor keuangan.”
Potensi perkembangan juga dinilai cukup besar apalagi dengan kondisi dunia yang berubah. Saat ini, kata Perry, 55 persen populasi diisi oleh generasi milenial. “Karena mereka milenial, kita akan semakin besar dan kaya. Mereka tidak hanya akan menjadi market, tapi juga player,” katanya.
Perry mencontohkan, generasi milenial tak lagi membeli barang dari toko, melainkan dari rumah. Begitu juga dalam hal memilih pekerjaan. “Mereka sangat imaginatif. Mereka ingin membuat bisnis dari UMKM, ini sumber dari startup,” ucapnya.
Belum lagi perkembangan platform teknologi digital yang sudah sangat cepat saat ini. “Konsekuensinya butuh investasi besar. Tapi kecepatan transformasi digital ini yang kemudian mempermudah UMKM digital terbangun,” kata Perry.
Atmosfir atas digitalisasi perekonomian ini yang juga didorong oleh kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tak jarang dalam pembahasan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta kerja khususnya bagian investasi, kata Perry, pemerintah membahas pengembangan UMKM. “Bagaimana pendanaan KUR, bank wakaf mikro dihubungkan dengan pembangunan klister,” tuturnya.
Sejumlah hal ini, menurut Perry, yang membuat pemerintah dan bank sentral yakin dengan masa depan perekonomian nasional meskipun wabah virus Corona makin meluas. “Inilah masa depan Indonesia.”
Direktur Utama Tempo Media Group Toriq Hadad sebelumnya mengatakan transformasi digital sangat penting dibahas karena saat ini sudah semua sudah serba digital. "Kami yang bergelut pada bisnis konvensional, tiba-tiba harus mengubah model bisnis (menjadi digital)," ucapnya, saat memberi kata sambutan.
Perubahan mutlak dilakukan, menurut Toriq, karena perilaku konsumen, pasar dan aturan main telah berubah. Perubahan menjadi serba digital ini pula yang memaksa korporasi mengikuti perkembangan zaman. "Berubahnya bukan sekedar berubahnya tapi cukup radikal dan mau tidak mau kita harus terus belajar," tuturnya.
Toriq menjelaskan, konsep digital ini juga sering disinggung oleh Presiden Jokowi dalam konsep pembangunan Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur. Oleh karena itu, ekonomi digital begitu penting untuk bisa didiskusikan. "Karena mencari model bisnis digital artinya harus mencari mindset yang baru. Di Tempo, tidak hanya mengubah platform dari cetak ke digital, tapi juga dari pola pikir kita."