Dampak Corona, Bank Mandiri: Belum Ada Peningkatan Kredit Macet
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 5 Maret 2020 13:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan hingga saat ini belum ada peningkatan kredit macet akibat dampak Virus Corona sejak awal tahun lalu.
"Sejauh ini belum ada, tapi sudah harus ambil tindakan, misalnya restrukturisasi, memperpanjang kredit, atau mengubah proses, jangan tunggu dia macet baru aksi," ujar Royke di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.
Kendati meyakini belum ada kredit yang macet, Royke mengatakan potensi tersebut perlu diantisipasi. Sebab, sinyal terkait hal tersebut sudah cukup terasa. Misalnya saja seperti pariwisata di Bali yang okupansinya menurun akibat anjloknya kunjungan ke sana setelah mewabahnya virus tersebut.
"Harus cepat dibantu sebelum dia tutup, yang penting mereka tetap bisa hidup dan beroperasi," tutur Royke. Pasalnya, apabila pengusaha di sana akhirnya tutup lapak, dampaknya pun cukup signifikan, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Senada dengan Royke, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso mengatakan semua pihak harus tetap optimistis dalam menghadapi dampak Virus Corona ini. "Jadi kebijakan ini antisipasi, bukan menangani sesuatu yabg sudah terjadi," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah menggelar rapat bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan perusahaan perbankan guna membicarakan implementasi stimulus perekonomian dalam menghadapi dampak dari Virus Corona.
Dalam rapat itu, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah lebih banyak menjaring masukan dari pemangku kepentingan, khususnya pelaku perbankan. Ia berharap perbankan bisa mentransmisikan penurunan suku bunga BI kepada suku bunga kredit masing-masing bank.
"Kami juga menyampaikan prioritas pemerintah dengan stinulus paket pertama, dan kemudian kebijakan yang diambil BI dan OJK, harapannya transmisi penurunan suku bunga BI bisa dirasakan oleh masyarakat," ujar dia.
Di samping itu, Airlangga mengatakan pemerinth juga tengah menggodog paket lain untuk mendorong pergerakan sektor riil. Paket itu salah satunya akan berkaitan dengan ekspor impor. "Kami juga akan mendengar dari perbankan bagaimana situasi kredit dan terkait dana nasabah di bank," ujarnya.
Airlangga memastikan pemerintah akan melihat kembali langkah-langkah penguatan apa saja yang bisa dilakukan ke depannya. Misalnya saja dengan keputusan pemerintah menaikkan subsidi bunga kredit usaha rakyat dan plafon kredit hingga Rp 190 triliun, serta memprioritaskan replanting kelapa sawit.
CAESAR AKBAR