Imbas Corona, PHRI Jawa Barat Ingin Obral Diskon bagi Turis Lokal
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rahma Tri
Kamis, 5 Maret 2020 05:52 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan, akan membahas di internal organisasinya kemungkinan menggalang diskon demi menggenjot wisatawan domestik. Hal ini penting untuk menutup anjloknya sektor wisata akibat imbas virus corona.
“Misalkan pesawat ada diskon tiket, kemudian hotel beri diskon, restoran beri diskon di sini, khusus untuk Jawa Barat. Itu kita promosikan keluar. Tapi ini belum jadi keputusan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 4 Maret 2020.
Herman mengatakan, pelaku usaha di sektor wisata di Jawa Barat ini sudah banyak terdampak virus corona. Okupansi hotel misalnya, anjlok. “Okupansi semakin turun jauh. Kota Bandung okupansinya tinggal 35 persen. Tadinya kita berharap di angka 50 persen, tapi hanya dapat 45 persen. Kondisi sekarang makin turun lagi. Untuk Jawa Barat, sekitar 20 persen. Coba saja lihat, hotel dengan jumlah kamar 100 kamar, terisi 2-3 kamar,” kata dia.
Wisatawan asing saat ini juga sudah jarang terlihat. “Kalau kemarin dari Malaysia masih terlihat di Otista (Kota Bandung), tapi hari ini tidak tahu, karena sudah tidak ada penerbangan,” kata Herman.
Herman khawatir kondisi akan makin memburuk. Karena itu, PHRI berharap obral diskon ini bisa menjadi solusi untuk mendorong sektor wisata, terutama dengan membidik turis lokal.
Sebenarnya, kata Herman, spending atau pengeluaran wisatawan lokal, tidak berbeda jauh dengan wisatawan asing. Jumlahnya juga relatif besar. “Spending gak terlalu beda. Kadang orang asing pelit juga. Orang kita datang 1 koper, pulang bisa 2 koper,” kata dia.
<!--more-->
Sebelumnya, General Manager Bandara Husein Sastranegara, PT Angkasa Pura II, Andika Nuryaman mengatakan, mayoritas maskapai penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan menuju Kuala Lumpur di Malaysia, dan Singapura, menghentikan layanannya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. “Airlines membatalkan karena jumlah penumpang minim sekali,” kata dia di Bandung, Selasa, 3 Maret 2020.
Andika mengatakan, selama ini ada tiga maskapai yang melayani penerbangan internasional menuju Kuala Lumpur dan Singapura dari Bandung, yakni AirAsia Indonesia, Silk Air, dan Malindo. Namun, terhitung hari ini, Senin, 3 Maret 2020, hanya tersisa Silk Air yang masih beroperasi. “Opsinya terbatas. Itu pun seminggu 3 kali,” kata dia.
AirAsia membatalkan seluruh layanan penerbangannya di Bandara Husein Sastranegara sejak Selasa, 3 Maret 2020, ini. “Dalam seminggu itu setiap hari, itu minimal sekali. Sekarang semua enggak terbang dulu, untuk sementara. Sejak hari ini, dan ke depannya. Sampai kapan, kita gak tahu. Tapi itu temporary,” kata dia.
Keputusan serupa juga diambil Malindo. Adapun pemicu maskapai membatalkan penerbangannya ke Kuala Lumpur dan Malaysia itu karena kekhawatiran atas wabah Covid-19. “Penumpang ngeri berangkat ke Singapura dan Kualalumpur,” kata Andika.
Andika mengatakan, sejak merebaknya wabah Covid-19 di sejumlah negara, antisipasi sudah dilakukan oleh pengelola bandara Husein Sastranegara. Di antaranya penggunaan Thermal Scanner yang dipasang oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kementerian Kesehatan, untuk memantau penumpang yang datang dari penerbangan rute internasional. Bagi penumpang rute internasional dari Bandung juga diminta mengisi Kartu Kuning.
Pada situs resmi Bandara Husein Sastranegara tercatat pada Rabu, 4 Maret 2020, AirAsia Bernrhard melayani 1 kali penerbangan dari dan menuju Kuala Lumpur pada pagi hari. Sementara penerbangan dari dan menuju Singapura tersedia untuk dua jadwal penerbangan pada siang harinya, masing-masing satu penerbang oleh Air Asia Indonesia dan Silk Air.
AHMAD FIKRI