BKPM Klaim Investor Cina dan Jepang Bersaing Masuk Indonesia

Reporter

Antara

Senin, 2 Maret 2020 13:51 WIB

Logo BKPM. BKPM.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rizal Calvary Marimbo mengatakan investor Cina dan Jepang akan bersaing ketat untuk masuk ke Indonesia di masa mendatang.

Rizal dalam keterangan di Jakarta, Senin, 2 Maret 2020, mengatakan mempertahankan Jepang sebagai salah satu investor terkemuka di Indonesia tidaklah mudah. Pasalnya, persaingan antar negara dalam merebut investor Jepang juga berjalan sangat ketat.

"Banyak negara membuka karpet merah bagi investor dengan memperbaiki diri secepat mungkin. Dulu kita masih rangking teratas sebagai negara tujuan investasi Jepang. Sekarang tidak lagi. Kita mungkin sudah digeser Vietnam dan Thailand," katanya.

Di sisi lain, negara asal investor yang masuk ke Indonesia juga kian kuat persaingannya. Salah satu negara yang bakal menjadi pesaing kuat Jepang adalah Cina.

"Fenomena Cina ini saya kira akan menjadi cacatan teman-teman kita di IIPC BKPM Tokyo. Bahwa Jepang mendapatkan lawan yang tangguh ke depan," katanya.

Indonesia Investment Promotion Center Badan Koordinasi Penanaman Modal (IIPC BKPM) di Tokyo, Jepang melaporkan realisasi investasi Jepang ke Indonesia 2014-2019 mencapai US$ 25,2 miliar atau senilai Rp 365,4 triliun.

Dengan akumulasi tersebut, dalam periode 2014-2019, investasi Jepang selalu bertengger di posisi kedua terbesar setelah Singapura.

Namun, untuk pertama kalinya, Cina merebut posisi negara kedua terbesar yang berinvestasi di Indonesia, mendahului Jepang yang saat ini menempati posisi ketiga pada 2019.

Cina tercatat menanamkan investasi di Indonesia dengan nilai US$ 4,7 miliar pada 2019. Sedangkan Jepang tercatat menanamkan investasi dengan nilai US$ 4,3 miliar.

ANTARA

Sedangkan untuk peringkat pertama tetap dimiliki oleh Singapura dengan nilai investasi sebesar 6,5 miliar dolar AS.

BKPM sendiri mencatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia sepanjang 2019 mencapai Rp423,1 triliun. Angka tersebut berkontribusi 52,3 persen dari total nilai investasi pada 2019 yang mencapai Rp809,6 triliun.

Rizal mengatakan, kebijakan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sangat inklusif terhadap negara manapun yang berinvestasi di Indonesia. Tidak ada perlakuan secara ekslusif kepada negara manapun.

"BKPM sangat inklusif. Tidak ada prioritas kepada investasi manapun. Siapa cepat dia dapat. Mungkin China lebih agresif dan lebih risk taker," ujarnya.

Saat ini BKPM tengah memperkuat layanan terintegrasi Online Single Submission (OSS) guna menjalankan mandat Inpres No 7/2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha. Pada dasarnya Inpres ini mewajibkan sentralisasi dan pelimpahan wewenang perizinan terkait investasi di BKPM.

"Ada 22 Kementerian/Lembaga melimpahkan perizinannya ke BKPM. Kita harapkan sentralisasi ini akan mempermudah bagi investor untuk mengurus berizinan. Jadi, BKPM yang memulai, BKPM juga yang akan mengakhiri. Investor jangan ditawaf lagi ke berbagai kementerian teknis terkait," kata Rizal.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

27 menit lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

5 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

10 jam lalu

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

Seorang Bendesa Adat di Bali ditangkap Kejaksaan atas dugaan pemerasan terhadap investor

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

13 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

14 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

18 jam lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

19 jam lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

19 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12 Triliun

21 jam lalu

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12 Triliun

Deputi BKPM Nurul Ichwan berharap percepatan pencapaian realisasi investasi pada 2024 bakal menguatkan kolaborasi antardaerah.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

23 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya