Terpukul Virus Corona, Garuda Siapkan Rute Internasional Anyar

Kamis, 27 Februari 2020 16:51 WIB

Pimpinan RUPSLB PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang juga mantan Komisaris Utama Sahala Gaol (kiri) bersama mantan Plt Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal memberikan keterangan pers usai menggelar RUPSLB di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu, 22 Januari 2020. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perseroan menyiapkan sejumlah rute baru untuk menambal ditutupnya beberapa rute internasional menyusul merebaknya Virus Corona belakangan ini.

"Kami akan memperkenalkan rute baru sebagai pengganti penutupan rute akibat Corona dengan harapan dengan rute-rute tersebut kami bisa pertahankan dan tidak terimplikasi terhadap Corona, khususnya rute-rute ke dan dari Denpasar," ujar Irfan di Kantor Garuda Indonesia, Kamis. 27 Februari 2020.

Beberapa rute yang mungkin dibuka, tutur Irfan, adalah Brisbane - Denpasar, Denpasar - Delhi, Denpasar - Mumbai, Denpasar - Kuala Lumpur, dan Denpasar - Bangkok. Saat ini rute anyar itu masih didiskusikan dan difinalisasi. "Itu reaksi perusahaan terhadap bisnis penerbangan. Tentu saja kami tidak berharap bahwa sentimen berpergian ini menjadi meninggi dan mengakibatkan seluruh industri terdampak," ujar dia.

Irfan mengatakan penutupan sejumlah rute internasional, salah satunya penerbangan umrah, akibat penyebaran Virus Corona menghantam penerimaan perseroan. "Tidak bisa kami nafikkan ada penurunan pendapatan cukup signifikan lewat penutupan rute."

Namun demikian, Irfan enggan membicarakan berapa besar kerugian perusahaan akibat kebijakan internasional itu. "Kami bukan perusahaan yang ngomel karena kerugian," tutur dia. Justru, ia melihat kondisi tersebut sebagai tantangan direksi untuk memperbaiki kinerja perseroan dalam kondisi apa pun.

Sebelum adanya larangan kunjungan umrah ke Tanah Suci, perusahaan maskapai pelat merah itu sudah menutup sejumlah rute internasional antara lain ke Cina. Belum lagi berkurangannya penerbangan ke Hong Kong yang menyisakan Hong Kong - Jakarta dan merosotnya jumlah penerbangan ke Singapura dari sepuluh kali menjadi tiga kali saja.

Saat ini, perseroan masih mempertahankan penerbangan dari dan ke Korea Selatan sembari menunggu perkembangan lebih lanjut. "PT Garuda Indonesia kan BUMN, jadi penutupan harus mendapat restu dan perintah kementerian terkait, sebab bisa berdampak bagi hubungan kerjasama kedua negara," tutur Irfan.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

5 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

6 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

8 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

11 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

11 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

32 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 3 April 2024 dimulai dengan sederet kasus yang menyeret Robert Bonosusatya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

53 hari lalu

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Rabu, 13 Maret 2024, dimulai dari instruksi Presiden Jokowi agar desain istana Wapres di IKN direvisi.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

54 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

55 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya