SKK Migas: Penurunan Harga Gas Industri Jangan Korbankan Hulu

Rabu, 19 Februari 2020 12:27 WIB

Petugas Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan perawatan berkala pada perusahaan keramik di kawasan Cilengsi, Bogor, Jawa Barat, Senin, 10 Desember 2018. PGN mensuplay sebanyak 22.837 pelanggan di wilayah Bogor. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Senior Manager Monetisasi Pipa Gas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Syarif Maulana Chaniago, menyatakan upaya penurunan harga gas industri jangan sampai mengorbankan aktivitas di sektor hulu.

Sebaliknya, menurut Syarif, dalam menekan harga gas, seluruh pihak perlu memperhatikan jaminan ketersediaan pasokan gas. Sebab, jika harga di sektor hulu yang ditekan, hal itu bisa berdampak ke aktivitas produksi gas.

“Kalau hanya mengandalkan harga gas rendah dari hulu, tapi tidak ada upaya di midstream, saya jamin pasokan gas tidak akan berlangsung," ujar Syarif, Selasa, 18 Februari 2020. Oleh karena itu ia menegaskan aktivitas di sektor hulu harus dijamin, mulai dari lapangannya, sustainability dan pasokannya harus diperhatikan.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pakar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Satya Yudha menuturkan untuk menurunkan harga gas diperlukan kontribusi dari seluruh sektor mulai dari hulu, midstream, dan juga hilir.

Dari sisi hulu, pemerintah telah merencanakan pengurangan bagian negara, walaupun masih adanya tantangan ke depannya yakni nilai bagi hasil yang diterima daerah berpotensi berkurang. Sementara dari sisi hilir, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN harus memberikan kontribusi agar bisa mewujudkan harga gas industri pada kisaran US$ 6 per mmbtu, walaupun harus siap dengan dampak pergerakan harga sahamnya.

Advertising
Advertising

“Kalau nanti yang ditekan cuma hulu saja itu kan otomatis tidak akan bisa menekan dari kontraktor, kontraktor take-nya ditekan otomatis investor asing tidak akan masuk,” kata Satya.

Adapun Executive Officer PGN Suseno mengaku siap menjalankan kebijakan pemerintah terkait dengan penurunan harga gas industri sesuai Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016. Sebagai pelaku di hilir, PGN akan melakukan penyesuaian terkait dengan perhitungan yang akan dirumuskan oleh pemerintah. “Kami akan melaksanakan kebijakan dari pemerintah dan kami yakin hasilnya sudah perhitungkan, tidak akan membuat perusahaan jauh dari margin,” katanya.

Namun, dia mengatakan bahwa ke depannya masih terdapat beberapa persoalan yang harus dibenahi, di antaranya adalah infrastruktur. Menurut Suseno, hal tersebut guna memastikan pasokan gas dapat diserap oleh sektor-sektor industri. “Tantangan memang supply chain diatur dengan sebaik-baiknya. Itu yang menjadi concern."

Di lain pihak, Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi Achmad Safiun menjelaskan bahwa harga industri menjadi salah satu hal yang krusial untuk keberlangsungan industri. Dia mengungkapkan, mahalnya harga industri telah banyak membuat pabrik-pabrik gulung tikar, salah satunya adalah industri sarung tangan latex yang paling banyak terdampak.

Achmad menyebut, industri sarung tangan latex mayoritas berlokasi di kawasan Sumatra yang memiliki rata-rata harga gas industri US$ 9 per mmbtu. “Selama Perpres 40 tidak dilakukan, itu menimbulkan ketidakpastian berusaha. Apalagi investor mau masuk,” tuturnya.

BISNIS

Berita terkait

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

1 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

1 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

1 hari lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

2 hari lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

7 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

8 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

11 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

13 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya