Perusahaan yang Dipaksa Delisting Akan Diwajibkan Buyback Saham

Senin, 17 Februari 2020 16:25 WIB

Pengunjung melintas di depan papan tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) di masa mendatang akan bisa memaksa keluar perusahaan publik dari lantai bursa. Perusahaan yang dipaksa hengkang itu juga akan diwajibkan membeli saham publik.

Ketentuan tersebut akan diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang hingga kini masih dalam tahap dirancang.

Berdasarkan rancangan POJK Tahun 2020 pasal 70, BEI akan membatalkan pencatatan efek perusahaan terbuka maksimal 14 hari setelah mendapat surat perintah pembatalan pencatatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pembatalan pencatatan bisa dilakukan bila memenuhi tiga dari lima kondisi tertentu yang diatur oleh OJK.

Pertama, perusahaan tidak beroperasi secara penuh paling singkat tiga tahun terakhir. Kedua, perusahaan mendapat pembatasan kegiatan usaha dari pihak berwenang yang menyebabkan kelangsungan usaha terganggu paling singkat tiga tahun.

Ketiga, emiten mendapat pembekuan seluruh kegiatan usaha. Keempat, OJK tidak dapat melakukan korespondensi dengan emiten paling singkat tiga tahun. Kelima, tidak terdapat anggota direksi, komisaris, dan pemegang saham utama yang dapat dihubungi selama paling singkat tiga tahun.

Advertising
Advertising

Terkait hal ini, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sekalipun delisting terjadi, emiten wajib membeli kembali saham dari publik. “Kita wajibkan membeli kembali (buyback) saham (meskipun forced delisting). Kalau dulu enggak,” katanya di Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.

Sebelum menjalani proses delisting, kata Nyoman, regulator bakal memberikan peringatan kepada emiten dan investor 24 bulan sebelumnya. Adapun peringatan dini yang diberikan adalah suspensi kepada emiten.

Dalam kurun waktu 24 bulan itu, emiten wajib memberikan rencana bisnis melalui fase hearing. BEI lalu bakal memberikan notasi khusus bahwa perusahaan tersebut dengan label 'potential delisting' melalui keterbukaan informasi. “Kami akan minta rencana ke depan, hearing dan buat tiga tahap. Itu yang normal, di luar yang bangkrut sehingga publik sadar untuk menentukan keputusan investasi,” kata Nyoman.

Di sisi lain, investor juga bisa memberikan tekanan kepada jajaran direksi untuk memperbaiki fundamental perseroan. Aturan pembelian kembali saham itu pun diperkuat pada pasal 69 poin B.

Pasal itu mengatur bahwa perseroan harus melakukan pembelian kembali atas seluruh saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Publik dan jumlah pemegang saham menjadi kurang dari 50 pihak atau jumlah lain yang ditetapkan oleh OJK.

Nyoman pun mengatakan proses pembatalan pencatatan secara paksa bisa dipersingkat kurang dari 24 bulan bila ada force majeur. "Kalau tidak ada hal yang bisa kita tunggu maka itu akan kami percepat,” katanya.

Sejauh ini, BEI telah mengumumkan perseroan yang berpotensi delisting sedikitnya ada lima perusahaan. Kelima perusahaan itu adalah PT Evergreen Invesco Tbk. (GREN), PT Nipress Tbk. (NIPS), dan PT Cakra Mineral Tbk. (CKRA) PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA), dan PT Golden Plantation Tbk. (GOLL).

BISNIS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

13 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

7 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

11 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

11 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

11 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

12 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya