Gelombang PHK Startup, Indef: Karena Investor Tak Lagi Bakar Uang

Rabu, 12 Februari 2020 11:31 WIB

ilustrasi berhenti kerja/PHK. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira angkat bicara soal fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK yang mulai terjadi di sektor perusahaan rintisan atau startup.

Bhima mengatakan bisnis startup memiliki pola yang bergantung pada modal besar pada awalnya untuk melakukan promo dan naik skala cepat. “Pada saat awal, wajar merekrut banyak karyawan. Tapi perubahan terjadi saat investor sudah mencari profit, bukan sekedar bakar uang," ucapnya, Selasa, 11 Februari 2020.

Di saat itu, menurut Bhima, pola bisnis startup berubah total dan efisiensi wajib dilakukan. "Di sini letak masalah dari startup. Turn over karyawan menjadi tinggi, jadi tidak ada job security,” katanya.

Bhima menyebutkan dengan pola seperti itu, pekerja startup akan rawan terkena PHK kapan pun. Oleh sebab itu, dia menyarankan perlunya pengawasan dan perlindungan dari pemerintah terhadap pekerja perusahaan rintisan itu.

“Misalnya soal pesangon, kemudian keikutsertaan dalam BPJS Ketenakerjaan, alih profesi juga harus diawasi oleh pemerintah karena mereka rawan di-PHK,” ucap Bhima.

Advertising
Advertising

Selain itu, kata dia, perlindungan terhadap pekerja startup juga harus diatur dalam Omnibus Law cipta lapangan kerja. Terlebih, dalam kisi-kisi beleid itu, tidak ada satupun poin yang menyinggung tentang perlindungan pekerja perusahaan rintisan.

Padahal, menurut Bhima, masalah startup sangat kompleks. Ia lalu mencontohkan status pengemudi ojek online yang dianggap mitra padahal pekerja juga. "Jadi Omnibus Law perlu respons status dan perlindungan kerja di era sharing economy,” ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Hukum Perburuhan Universitas Indonesia Aloysius Uwiyono menuturkan kejadian PHK yang terjadi di sejumlah startup Indonesia beberapa waktu terakhir merupakan langkah efisiensi yang acap kali dilakukan sebuah rintisan. Terlebih perusahaan rintisan relatif belum terlalu mapan bisnisnya.

Menurut Aloysius, hal tersebut sama persis dengan perusahaan manufaktur lainnya. Apalagi dilihat namanya perusahaan startup berarti perusahaan rintisan. Artinya, perusahaan ini sangat berpotensi menjadi besar dan juga sebaliknya atau gulung tikar. "Risiko bekerja di perusahaan apa saja memang dil-PHK jika perusahaan kinerjanya menurun,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

39 menit lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

9 jam lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

23 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

5 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

5 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

6 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

6 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

6 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

6 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

9 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya