Indef: Gejolak Global Bukan Penyebab Utama Perlambatan Ekonomi RI

Jumat, 7 Februari 2020 04:17 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Eko Listiyanto mengatakan gejolak ekonomi global bukan penyebab utama melambatnya ekonomi Indonesia. Hal itu merespons narasi pemerintahan yang berkali-kali mengatakan ekonomi global membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat.

"Kita tidak banyak terbuka dari asing. Jadi kalau narasinya global sebabkan ekonomi melambat, mungkin pemerintah kesulitan cari analisa (penyebab) lain," kata Eko di ITS Tower, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.

Dia menegaskan selama ini keterbukaan ekonomi Indonesia terhadap ekonomi global relatif terbatas. Porsi ekspor barang dan jasa, kata Eko, tidak lebih dari 20 persen Produk Domestik Bruto.

Eko juga menuturkan investasi asing langsung atau foreign direct investment baru setiap tahun juga tidak tinggi, sebesar 2,65 persen terhadap PDB pada 2018. Untuk porsi penanaman modal asing atau PMA setiap tahun terhadap keseluruhan investasi nilainya tidak lebih dari 10 persen.

Menurut dia, data-data tersebut dapat menunjukkan kekuatan ekonomi Indonesia berada di sisi domestik. Sehingga, kata dia, tidak ada alasan untuk tumbuh rendah selama komponen domestik bisa dipacu.

Eko menilai masalah utama rendahnya pertumbuhan ekonomi pada 2019, karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat pada kuartal IV 2019.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2019 tercatat turun 1,74 persen jika dibandingkan triwulan III 2019. Jika dibandingkan Triwulan IV 2018, terjadi pertumbuhan 4,97 persen (yoy).

Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef, Abdul Manap Pulungan mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2019 itu, merupakan terendah sejak triwulan IV 2016. Dia menilai turunnya pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2019 di bawah 5 persen year on year menggambarkan semakin beratnya persoalan ekonomi yang dihadapi Indonesia.

"Hadirnya kabinet baru yang hingga akhir 2019 berarti telah bekerja dua bulan lebih atau 68 hari ternyata belum mampu membuat berbagai gebrakan yang dapat menyulut optimisme perekonomian sehingga realisasi pertumbuhan bisa lebih tinggi," kata Abdul.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

3 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

5 hari lalu

Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

6 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

6 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

7 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

9 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya