Virus Corona, Harga Bawang Putih Bisa Meroket Hingga 100 Ribu

Kamis, 6 Februari 2020 17:12 WIB

Pekerja menurunkan bawang putih jenis Cincau saat operasi pasar bawang putih di Pasar Johar, Semarang, 2 Juni 2017. Operasi pasar yang menjual dengan harga Rp 23 ribu/kg ini tidak diminati pedagang, karena masyakarakat kota Semarang lebih menyukai bawang putih jenis Kating. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Meluasnya wabah Virus Corona ikut mempengaruhi harga bawang belakangan ini. Harga bawang putih di tingkat pedagang di sejumlah pasar tradisional tercatat meroket salah satunya karena mayoritas produk itu selama ini diimpor dari Cina.

Lonjakan harga bawang di antaranya terjadi di Ternate, Maluku Utara. Ketua Asosiasi Pedagang Bawang, Rica dan Tomat Ternate, Nursidik di Ternate, menyatakan, meluasnya isu Virus Corona di masyarakat membuat harga bawang putih dan bawang merah ikut naik. "Komoditi bawang putih sering diimpor dari Cina dan India," katanya, Kamis, 6 Februari 2020.

Nursidik menyebutkan dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate sebelumnya telah muncul prediksi Virus Corona mempengaruhi harga bawang. Selama ini komoditas tersebut dipasok dari Manado, Sulawesi Utara.

Lebih jauh Nursidik menyebutkan, harga bawang merah masih bisa diharapkan bakal turun karena akan ada pasokan dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Surabaya. Saat ini harga bawang merah di Ternate saat ini Rp 60 ribu per kilogram atau naik dari semula Rp 40 ribu - Rp 45 ribu per kilogram.

Di pasar tradisional Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, misalnya. Harga bawang putih naik menjadi Rp 60.000 per kilogram dari sebelumnya hanya kisaran Rp 40.000 per kilogram.

Mumun, salah seorang pedagang bawang di Pasar Baru Baturaja, menyebutkan, kenaikan harga tersebut terjadi sejak beberapa hari lalu disebabkan karena agen pemasok dari Pulau Jawa mematok harga tinggi. Walhasil, pedagang di wilayah setempat terpaksa menaikkan harga jualnya agar tidak merugi.

Advertising
Advertising

"Menurut informasi kenaikan harga ini dipicu karena petani bawang di daerah Pulau Jawa mempercepat masa panen akibat musim hujan," kata Mumun.

Pedagang lainnya, Yanto, juga menyebutkan terbatasnya stok bawang putih semakin mendorong kenaikan harga. "Lain halnya dengan bawang merah harganya masih stabil yaitu dipatok seharga Rp 40.000 per kilogram dan stok barang banyak di pasaran," ujarnya.

Sebelum harga naik, kata Yanto, bawang yang laku terjual setiap harinya dapat mencapai 40-50 kilogram. Namun saat ini bawang yang berhasil dijual hanya berkisar 15-20 kilogram per hari. Ia pun memperlkirakan harga jual bawang putih ini akan terus naik hingga puncaknya menembus angka Rp 100.000 per kilogramnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya menyatakan pihaknya membatasi sementara masuknya bahan pangan dari Cina. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus berbahaya itu.

Sejauh ini, Virus Corona sudah masuk di beberapa negara. Syahrul tak ingin virus berbahaya itu masuk ke Indonesia karena bisa membahayakan berbagi sektor termasuk ekonomi dan lainnya.

ANTARA

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

6 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

23 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya