Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki membidik koperasi-koperasi nakal yang disalahgunakan untuk tempat pencucian uang. Saat ini, kementeriannya tengah menyisir satu per satu dari total 138 ribu koperasi yang ada di Indonesia.
"Kami pelan-pelan akan benahi koperasi yang nakal, koperasi yang dijadikan tempat cuci uang dan kedok investasi ilegal,"ujar Teten saat ditemui di Museum Bank Indonesia, Sabtu, 1 Februari 2020.
Teten mengakui, kementeriannya sudah menemukan sejumlah badan usaha berbasis koperasi yang melakukan investasi bodong dan praktik renternir. Badan usaha itu umumnya berkelindan di balik koperasi simpan pinjam atau KSP.
Sepanjang 2019, kementerian tersebut mencatat terdapat 153 badan usaha menyeleweng. Teranyar, kementerian telah menemukan investasi bodong di Koperasi Hanson Mitra Mandiri yang diketuai oleh Benny Tjokrosaputra. Aduan itu berasal dari tiga pelapor.
Adapun Benny adalah tersangka kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Belakangan namanya juga tersangkut dalam dugaan kasus PT Asuransi (Persero).
Berdasarkan aduan yang masuk dari pelapor, gagal bayar koperasi bodong itu berjumlah total Rp 3,05 miliar. Rincinanya, ada yang memiliki simpanan Rp 1,6 miliar, Rp 850 juta, dan Rp 600 juta. Jumlah tersebut berpotensi meningkat bila ada aduan lain.
KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan
39 hari lalu
KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.
Teten Masduki Bidik Kerja Sama Penguatan Produksi Pangan dan KUKM di Vietnam
45 hari lalu
Teten Masduki Bidik Kerja Sama Penguatan Produksi Pangan dan KUKM di Vietnam
Indonesia tengah berfokus mengembangkan beberapa inisiatif hilirisasi, baik produk pertanian, perikanan, peternakan, hingga perkebunan berbasis koperasi.