Pemerintah Pilih Natuna Sebagai Tempat Karantina WNI dari Cina

Sabtu, 1 Februari 2020 14:26 WIB

Mahasiswa asal Aceh, Zamzami (kedua kiri) bersama penumpang lainnya menjalani pemeriksaan sesampainya dari Hongkong saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu, 29 Januari 2020. Zamzami merupakan mahasiswa pertama asal Aceh yang pulang dari Hongkong ke tanah air menyusul merebaknya Virus Corona. ANTARA/Ampelsa

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyewa pesawat Batik Air milik Lion air Group untuk evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Provinsi Hubei, Cina, termasuk Kota Wuhan. Pemulangan 245 WNI tersebut dilakukan setelah merebak virus Corona.

Jenderal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, bahwa para WNI setelah dijemput dari Wuhan, Cina akan dibawa menuju Pangkalan Militer TNI yang berada Natuna, Kepulauan Riau untuk dikarantina terlebih dahulu.

"Protokol kesahatan yang harus kita penuhi dan kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk terbaik dan terpilih adalah wilayah natuna," kata dia saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu, 1 Februari 2020.

Ia mengatakan, penunjukan lokasi tersebut telah memenuhi pertimbangan dari aspek kesehatan, sehingga bisa meminimalisir potensi penyebaran virus corona.

Hadi juga menjelaskan, bahwa pangkalan militer yang digunakan untuk mengarantina para WNI yang baru pulang dari Cina, mempunyai daya tampung sekitar 300 orang, dan memiliki sarana pendukung yang lengkap, seperti rumah sakit, sarana mandi cuci kakus (MCK), dan dekat landasan terbang.

Advertising
Advertising

"Ya nanti (runway) akan digunakan, sehingga nanti saudara-saudara kita turun dari pesawat bisa langsung ke tempat karantina mereka," ujarnya.

Kemudian Hadi menuturkan, bahwa tempat karantina itu jauh dari lokasi pemukiman penduduk dengan jarak sekitar 6 kilometer dan juga mempunyai dermaga untuk digunakan kapal untuk berlabuh.

"Sehingga dari hasil penilaian itu memenuhi syarat dari protokol kesehatan, dan Natuna dipilih menjadi lokasi sementara hingga sampai dengan dinyatakan bebas (virus)," kata dia.

Kemudian pihak TNI akan terus memantau pesawat yang dipergunakan untuk mengevakuasi para WNI mulai diberangkatkan dari Indonesia menuju Wuhan, kemudian hingga kembali ke dalam negeri dengan menggunakan radar militer.

"Sehingga mengetahui apa yang sedang terjadi di udara Cina menuju wilayah udara Indonesia terus kita pantau sampai mendarat, semoga semua proses yang telah rencakan berjalan dengan baik," tuturnya.

Dari salinan surat permintaan izin prinsip charter flight dari Batik Air ke Kementerian Perhubungan, pesawat rencananya akan berangkat pada Sabtu, 1 Februari 2020, pukul 13.00 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta. Untuk kembali pesawat evakuasi tersebut belum dipastikan untuk kembalinya.



Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

12 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

14 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

42 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

43 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

43 hari lalu

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

55 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

56 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

13 Februari 2024

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

Gelombang tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Natuna.

Baca Selengkapnya

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

10 Februari 2024

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi hingga 4 meter, terutama di lautan Natuna.

Baca Selengkapnya