Angkasa Pura I: 81 Penerbangan Cina ke Bali Dibatalkan

Selasa, 28 Januari 2020 19:41 WIB

Sejumlah turis asing menunggu jadwal penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai yang kembali dibuka usai terdampak erupsi Gunung Agung, di Kuta, Bali, 29 November 2017. REUTERS/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, DENPASAR - Pembatalan penerbangan atau cancel flight dari Cina ke Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali mencapai 81 penerbangan. Jumlah tersebut dihitung dari tanggal 13-27 Januari 2020.

"Jumlahnya yang cancel dari 13-27 Januari 2020 sudah 81 flight," kata Arie Ahsanurrohim, Communication and Legal Manager Angkasa Pura I, Selasa 28 Januari 2020.

Beberapa penerbangan yang batal diantaranya Lion Air Tujuan Hangzhou 2x, Lion Air Tujuan Nanchang 2x, LNI 2645 DPS-HGH, LNI 2615 DPS- KHN, LNI 2614 KHN-DPS, LNI 2644 HGH-DPS.

Di sisi lain, meski mendapat banyak pembatalan penerbangan, Pemprov Bali berempati kepada para wisman Cina dengan menerbitkan surat edaran bernomor 556/488/Dispar tentang pelaku industri hotel maupun akomodasi.

Advertising
Advertising

Isinya berupa imbauan tidak mengenakan biaya pembatalan terhadap agent perjalanan maupun wisatawan Cina yang membatalkan kedatangannya karena alasan wabah penyakit Corona Virus.

Surat yang langsung ditandatangani oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati juga mengimbau bagi travel agent wisatawan Cina yang sudah membayar down payment kepada hotel dan akomodasi dapat menggunakannya untuk kunjungan yang akan datang.

"Promosi akan terus kita lanjutkan, seperti ke wisman India yang akhir-akhir ini bagus perkembangannya. Mudah-mudahan tidak ada perubahan di 2020, juga promosi kita sudah terpadu semua antara Kementerian, Provinsi, Kabupaten dan pelaku industri," kata Tjok Ace sapaannya.

Meski baru pertama mencoba, dia berharap pihaknya telah mengarah untuk promosi yang terintegrasi.

<!--more-->

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung I Wayan Adi Arnawa mengatakan pihaknya perlu mengantisipasi penurunan jumlah kunjungan wisman Cina dengan menggenjot wisman dari Eropa.

"Kalau kita lihat dari dunia internasional terkait dengan sikap ini, kelihatannya mau tidak mau kita harus bersikap, perlu diantisipasi karena target yang kita pasang cukup besar. Kalaupun di triwulan pertama mengalami penurunan, mudah-mudahan triwulan berikutnya ada perubahan," kata Arnawa saat ditemui di Gedung Keuangan Negara usai menghadiri Rakorda Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa 2020, di Gedung Keuangan Negara (GKN) I Denpasar, Selasa, 28 Januari 2020.

Dia menjelaskan timnya tak boleh bergantung pada satu negara meski realitanya kunjungan wisman Cina cukup besar di samping wisman Australia. Oleh karena itu wisman Eropa bisa didorong untuk mengunjungi Bali.

"Saya lihat kunjungan wisman Eropa naik, dengan begitu akan membantu peningkatan pendapatan kita. Terus terang, kalau kita jujur quality tourism-nya walaupun kuantitatif rendah dari Cina tapi secara pendapatan dari Eropa lebih besar," ujar dia.

Jika dibandingkan 3.000 kunjungan wisman Eropa dengan 5.000 Wisman China, kualitasnya lebih baik turis dari Eropa. Karena mereka tinggal di hotel-hotel yang berbintang yang memiliki pajak yang tinggi.

Arnawa mengaku belum bisa memprediksi kondisi pada triwulan pertama tahun ini. Dia bilang, pada bulan pertama dan penerimaan di Januari juga masih lumayan karena hasil dari Desember.

Jadi apa yang terjadi di Januari akan terlihat di Februari, Maret. Jika terjadi penurunan dan tidak sesuai target maka benar ada penurunan dan tidak sesuai target.

Badung meanargetkan perolehan pajak Rp4,7 triliun pada 2020. Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp5,3 triliun.

Berita terkait

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

2 jam lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

4 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

5 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

9 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

10 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Vila di Bali Ini Dibangun dari Pesawat Boeing 737 Bekas, Harga Sewa Mulai dari Rp49,5 Juta per Malam

13 jam lalu

Vila di Bali Ini Dibangun dari Pesawat Boeing 737 Bekas, Harga Sewa Mulai dari Rp49,5 Juta per Malam

Vila di Bali ini unik, memiliki kolam renang tanpa batas, koki pribadi, dan pengalaman yang hanya bisa didapat di pesawat, seperti teras di sayapnya.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

1 hari lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya