Pemerintah Diminta Tak Jalin Kerja Sama dengan Cina di ZEE Natuna

Minggu, 12 Januari 2020 13:41 WIB

Hikmahanto Juwana .(Andika Pradipta/TEMPO)

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, meminta pemerintah Indonesia tidak melakukan kerja sama ekonomi dengan Cina di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) perairan Natuna Utara. Kebijakan itu penting dilakukan sebagai salah satu bentuk pengamanan atas hak-hak Indonesia terhadap batas ZEE-nya.

"Kalau kita buka kerja sama dengan Cina, berarti kita mengakui nine dash line (garis batas putus-putus) yang selama ini diklaim Cina," ujarnya di kawasan Jakarta Pusat, Ahad, 12 Januari 2020.

Garis batas putus-putus ini sebelumnya menjadi patokan Cina untuk mengklaim wilayah ZEE Indonesia di Natuna Utara, Kepulauan Riau. Garis imajiner tersebut secara tegas ditolak oleh Indonesia lantaran tidak berlandaskan hukum internasional.

Indonesia menolak klaim itu lantaran garis batas putus-putus Cina tidak sesuai dengan hukum yang diakui oleh Konvensi Hukum Laut PBB atau United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLO) 1982. Klaim itu juga telah membawa kapal-kapal Cina masuk ke wilayah perairan ZEE Indonesia untuk mencuri ikan.

Hikmahanto mengatakan Indonesia mesti konsisten dengan prinsipnya tak mengakui batas Nine Dash Line Cina. Selain konsisten, ia menyarankan Indonesia mengamankan wilayah ZEE dengan dua cara lainnya.

Pertama, Indonesia harus menghadirkan nelayan-nelayan dalam negeri untuk menangkap ikan di sana. Cara ini digadang-gadang mampu meningkatkan aktivitas perikanan di kawasan perairan Natuna sehingga tidak diduduki oleh nelayan Cina. "Hadirkan nelayan-nelayan di sana, tapi jangan lupa masalah konservasi," ujar Hikmahanto.

Kedua, ia meminta pemerintah menggencarkan operasi kapal patroli milik Badan Keamanan Laut di wilayah perairan rentan klaim tersebut. Ia juga meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan aktif mengambil peran karena kementerian itulah yang bisa melakukan tindakan hukum atas wilayah ekonomi terhadap kapal penangkap ikan.

Terkait patroli ini, kata dia, semestinya pemerintah memikirkan pengadaan kapal-kapal dengan tonase besar untuk penjaga laut atau coast guard yang bisa dimanfaatkan untuk patroli di kawasan Natuna. Sebab, saat ini kapal dengan tonase besar hanya dimiliki oleh TNI AL yang wilayah operasinya terbatas pada wilayah teritorial atau 12 mil dari garis pantai. "Kalau masyarakat internasional melihat kapal TNI AL patroli di ZEE cukup aneh," ujarnya.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya