Luhut Bertemu Bos DFC, Sebut AS Minat Investasi Miliaran Dolar
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 10 Januari 2020 14:47 WIB
Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Amerika Serikat berencana mengucurkan investasi langsung ke Indonesia. Investasi ini disalurkan melalui US International Development Finance Corporation (DFC) atau Bank Pembangunan Amerika Serikat.
Sektor yang dilirik adalah proyek-proyek pemerintah seperti pembangunan jalan tol di Jakwa, Sumatera, dan sektor pariwisata. Selain itu, menurut Luhut, dana dari DFC bisa pula masuk ke dalam dana abadi atau sovereign wealth fund.
Luhut mengatakan DFC memiliki pembiayaan sekitar US$ 60 miliar atau setara Rp 828 triliun yang akan disalurkan ke proyek pemerintahan. "Tapi kalau itu lebih dari US$ 200 miliar dolar, bisa juga sampai triliun dolar," kata Luhut usai bertemu dengan Adam Boehler yang merupakan CEO International Development Finance Corporation.
Di lokasi yang sama, Adam Boehler mengatakan DFC merupakan institusi baru di AS. Dia mengatakan investasi saat ini sebesar US$ 60 miliar itu baru dari pemerintah AS. Dia mengatakan jumlah itu bisa meningkat empat hingga lima kali lipat untuk investasi di negara berkembang.
"Ini baru didirikan dua minggu lalu dan kunjungan pertama langsung ke Indonesia. Itu menunjukkan betapa pentingnya Indonesia bagi AS," ujarnya.
Kunjungan DFC menunjukkan komitmen Amerika Serikat kepada Indonesia. Boehler mengatakan pembahasan di investasi di Indonesia mengenai infrastruktur, kesehatan, pembangunan jalan dan energi.
Hal senada diungkapkan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo. Dia mengatakan DFC akan masuk pada sejumlah proyek garapan BUMN. Dia mengatakan terdapat tiga proyek yang berpotensi akan digarap.
"Kami sedang tawarkan sektornya. Lagi dibicarakan sama mereka kira-kira seperti apa struktur dan sektor yang mereka mau," kata Kartika di gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020.
Dia mengatakan tiga sektor yang ditawarkan Indonesia yaitu pembangunan infrastruktur jalan tol, perhotelan, dan energi terbarukan atau ET.
"Jadi ada tiga. Nah untuk tourism, itu seperti untuk kawasan turis-turis baru, dari pembangunan infrastruktur perhotelannya," ujarnya.