Kata Airlangga Hartarto Soal Dampak Ketegangan AS-Iran ke RI

Rabu, 8 Januari 2020 06:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto masih memetakan dampak memanasnya hubungan Amerika Serikat dan Iran bagi perekonomian Indonesia. Saat ini, menurut dia, pemerintah Indonesia masih memantau konflik yang berlangsung antar-kedua negara itu.

"Kita lihat saja. Kan kondisinya saat ini belum jelas," ujar Airlangga saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Januari 2020.

Ihwal dampak terburuk yang akan ditanggung Indonesia dari konflik tersebut, Airlangga belum mau berkomentar lebih jauh. Dia hanya memperkirakan bahwa konflik Iran dan Amerika akan terus berlangsung. "Mereka akan selalu bermasalah," ujarnya.

Ketegangan Amerika dan Iran sebelumnya diprediksi akan mengganggu produksi energi di wilayah tersebut. Keadaan ini akan berdampak pada tingginya harga minyak dunia yang akan berdampak bagi ekonomi global.

Menengok risiko ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani di tempat terpisah menyatakan akan selalu menjaga posisi APBN. "Jadi kita selalu menjaga APBN, ya kita lakukan saja kita akan membuat skenario. Sama seperti waktu 2018 itu juga ada gejolak yang cukup tinggi, tahun 2019 juga gejolak tinggi. Kami akan jaga," kata Sri Mulyani di Gedung Djuanda Kemenkeu, Jakarta, Selasa siang.

Dia mengatakan kondisi perekonomian dan geo politik selalu menjadi pertimbangan dalam menyusun dan mengelola APBN. Sedangkan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengakui bahwa ketegangan di Timur Tengah menyebabkan harga minyak meningkat.

Meski begitu, kata dia, pemerintah akan melihat pergerakan ke depan, karena di APBN 2020 harga minyak diperkirakan US$ 65 per barel. Menurutnya, setiap kondisi akan menjadi perhatian dari pemerintah agar APBN tetap menjalankan tugas dan fungsinya sebagai instrumen menjaga perekonomian. Dia mengatakan setiap bulan akan terus melakukan update APBN.

Amerika Serikat sebelumnya melancarkan serangan udara di Iran yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani pada Jumat pekan lalu. Iran lantas bersumpah akan membalas kematian Qassem Soleimani tersebut. Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa Washington akan menyerang jika Teheran melakukan pembalasan.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | HENDARTYO HANGGI | BISNIS


Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

14 jam lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

19 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

5 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

7 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

8 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

8 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

8 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

9 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya