2020, Wishnutama Minta Agen Travel Konvensional Go Digital

Kamis, 26 Desember 2019 07:45 WIB

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio usai acara Dialog Nasional Ekonomi Kreatif di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 7 November 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio meminta agen travel konvensional memperkuat sektor digital agar mampu bersaing dengan online travel agregator atau OTA. Sebab, ia memprediksi, pertumbuhan OTA pada 2020 mendatang kian moncer.

"Pada 2020, travel agen konvensional itu akan kami dorong online. Jadi, bagaimana agen itu melakukan perubahan, tidak hanya mengandalkan penjualan offline," kata Wishnutama saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 Desember 2019.

Merujuk pada data Google e-Conomy SEA 2019 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, pendapatan ekonomi digital di Indonesia hingga akhir 2019 mencapai US$ 40 miliar. Dari total keseluruhan angka tersebut, sektor online travel menyumbangkan kontribusi pendapatan 10,2 persen.

Dari data ini, ia menduga pertumbuhan OTA makin masif pada tahun depan. Apalagi, saat ini pemerintah sedang berupaya mendorong OTA dari luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk berbadan hukum.

Seumpama agen konvensional tidak mampu berinovasi dan memperkuat sisi digital, dia khawatir keberadaannya akan tergerus. Menurut mantan bos media itu, inovasi agen travel konvensional bisa dimulai dengan menjual pelbagai paket wisata yang menarik dan lebih detail.

Agen travel konvensional, kata dia, bisa mengandalkan daya tawar kedekatan dengan destinasi wisata yang dijual. "Agen travel kan lebih bisa melihat hotel mana yang enak, lalu bisa dikemas dengan paket wisata yang menarik. Mereka juga bisa menyediakan tour guide sekaligus," katanya.

Detail-detail turunan dari paket wisata itulah, kata Wishnutama, yang selama ini tidak dimiliki oleh OTA. Menurut dia, OTA hanya menjual tiket perjalanan, hotel, dan sewa kendaraan secara lebih umum.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, mengakui perkembangan OTA saat ini sangat menggerus keuntungan agen konvensional. "Sebanyak 80 persen anggota kami masih brick and mortar," ucapnya.

Maksud Pauline adalah skema jasa wisata yang mengharuskan konsumen mendatangi gerai agen secara langsung. Agen konvensional terpaksa bertahan dengan paket wisata berkelompok, seperti korporasi dan studi tur.

"Kami meminta anggota terus meningkatkan kemampuan sumber daya agar pelanggan tetap happy," tutur Pauline.

FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DALE

Berita terkait

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

8 jam lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

11 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

18 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

18 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

30 hari lalu

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.

Baca Selengkapnya

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

34 hari lalu

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

34 hari lalu

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan

Baca Selengkapnya

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

38 hari lalu

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Ungkap Penipuan Haji Furoda, Korban Rugi Rp 563 Juta

40 hari lalu

Polda Metro Jaya Ungkap Penipuan Haji Furoda, Korban Rugi Rp 563 Juta

Dirkrimsus Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan pemberangkatan Haji Furoda atau haji undangan resmi dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

41 hari lalu

Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.

Baca Selengkapnya