Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

Selasa, 24 Desember 2019 09:57 WIB

Harga Referensi CPO Naik pada Periode September 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia tercatat naik tipis sebesar 2,1 persen selama Januari - Oktober 2019 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Selama periode ini, data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan bahwa ekspor CPO beserta produk turunannya mencapai 28,95 juta ton, sementara pada Januari - Oktober 2018 berjumlah 28,35 juta ton. Kenaikan terbesar terjadi pada produk oleokimia yakni sebesar 113 persen dan pada minyak sawit mentah (CPO) sebesar 17 persen.

Secara bulanan, Gapki menyebutkan ekspor selama Oktober mengalami penurunan 6 persen dibandingkan September 2019 dengan volume sebesar 3,264 juta ton. Adapun ekspor produk minyak laurat terpantau mengalami kenaikan volume sebesar 64 persen dibandingkan September. Kenaikan yang tinggi juga terjadi pada ekspor oleokimia sebesar 18 persen.

"Kenaikan yang tinggi pada ekspor minyak laurat diduga merupakan carry over dari ekspor yang rendah pada September 2019," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam rilis yang dikutip Selasa 24 Desember 2019.

Dari segi negara tujuan, pengiriman ke Pakistan pada Oktober naik sekitar 100.000 ton atau lebih tinggi 52 persen dibandingkan dengan ekspor September. Sedangkan ekspor ke Afrika pada Oktober tercatat turun 270.000 ton dibandingkan volume pada September. Kendati demikin, ekspor ke Afrika tercatat lebih tinggi 88 persen secara tahunan, sementara ekspor ke Pakistan tercatat terkoreksi 5 persen.

Advertising
Advertising

Adapun dari sisi konsumsi dalam negeri, selama Oktober tercatat terjadi peningkatan sebesar 6 persen untuk oleofood, oleochemical dan biodiesel dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan terbesar terjadi pada biodiesel (15 persen) dan oleokimia (8 persen).

"Kenaikan biodiesel sejalan dengan kenaikan perpindahan barang dan manusia yang meningkat pada bulan Oktober dibandingkan dengan bulan September," tutur Mukti.

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

6 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

6 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

7 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

37 hari lalu

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

Indonesia menjadi eksportir sabun nomor 2 di Mesir pada 2023 dengan nilai USD 4,48 juta alias 16,54 persen impor sabun Mesir di dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Referensi CPO Tembus USD 857,62, Permintaan AS dan Cina Meningkat

39 hari lalu

Harga Referensi CPO Tembus USD 857,62, Permintaan AS dan Cina Meningkat

Harga referensi CPO tembus US$ 857,62 per metrik ton disebabkan meningkatnya permintaan dari Amerika Serikat dan Cina.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

44 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

45 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

47 hari lalu

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

Minyak makan merah lebih murah dan bernutrisi. Pabrik pertama telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Deli Serdang, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

49 hari lalu

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yakin minyak makan merah atau M3 bakal laku di pasaran sebagai alternatif minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

52 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya