Indef Usul Pemerintah Ajukan APBN Perubahan

Selasa, 26 November 2019 15:31 WIB

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance atau Indef Tauhid Ahmad memberikan pandangan ihwal kartuprakerja Jokowi di kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyarankan pemerintah untuk merevisi asumsi makro yang ada pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Hal ini sejalan dengan prediksi lembaga keuangan dunia atas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direvisi ke bawah.

Tauhid mengatakan pemerintah masih memiliki waktu pada Januari hingga Februari 2020 untuk mengajukan APBN Perubahan (APBN-P). Dia mengatakan, perubahan diperlukan supaya asumsi ekonomi makro semula yang terlalu tinggi tidak mempengaruhi postur APBN.

"Karena kalau tidak maka angka yang disajikan menjadi semu dan tidak realistis. Misalnya, sektor penerimaan pajak yang turun kemudian asumsi 2019 jauh meleset maka otomatis penyusunan 2020 menjadi kurang mendasar sama sekali," kata Tauhid dalam acara berjudul "Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020" yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa 26 November 2019.

Dia auhid mencontohkan, jika asumsi makroekonomi terlalu tinggi, prediksi penerimaan pajak dan belanja cenderung tinggi. Seiring dengan asumsi yang terlalu jauh dari realitas, kondisi itu bisa menyebabkan kinerja pajak atau short fall menjadi tinggi. Jika, short fall semakin melebar, sedangkan belanja tak dihemat atau dikurangi, maka potensi defisit APBN menjadi semakin besar.

Menurut catatan Tauhid, saat ini saja defisit APBN 2019 telah melebar sampai dengan 2,2 persen terhadap Gross Domestic Bruto (GDP) atau di kisaran Rp 320 triliun. Padahal, semula dipatok berada di bawah angka 2 persen. Karenanya, asumsi makro perlu realistis supaya anggaran negara tidak perlu dibebani dengan utang.

Jika tidak direvisi, Tauhid khawatir ekspansi fiskal menjadi terhambat akibat adanya penghematan. Jika penghematan benar-benar dilakukan tentu hal ini bakal merugikan perekonomian domestik. Karena itu, pemerintah lebih baik realistis dalam mengajukan angka asumsi ekonomi makro 2020.

"Karenanya, ada peluang di APBN 2020 untuk dilakukan adanya perubahan. Karena ada momentum itu maka mau tidak mau harus dilakukan revisi," ujar Tauhid.

Sejumlah lembaga keuangan multilateral dunia telah merevisi ke bawah proyeksi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bakal berada pada level 5 persen.

Sedangkan, Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,1 persen. Adapun, Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,2 persen.

Indef sendiri telah melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik hanya akan tumbuh sebesar 4,8 persen tahun depan. Pemerintah lewat APBN 2020 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 masih bisa tumbuh sekitar 5,3 persen.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

2 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

3 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

12 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

14 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

18 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

19 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

21 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya