Pahala Mansury Dirut BTN, Ini Deretan Tugas Utamanya

Minggu, 24 November 2019 11:57 WIB

Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Mansury bergeser menjadi Direktur Utama BTN. Ia pernah menjabat sebagai direksi di PT Bank Mandiri Tbk. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir sudah memastikan Pahala Mansury sebagai Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN. Pahala akan menggantikan Oni Febriarto yang sekarang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) bos bank pelat merah itu.

Meski Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) belum dilaksanakan, Erick Thohir telah menyampaikan hal tersebut urai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Jumat lalu.

Meski sebelumnya telah berpengalaman menjabat di Bank Mandiri, tugas Pahala tidak mudah di BTN tidaklah mudah. Sebab, Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III ini punya segudang pekerjaan rumah yang tak mudah diselesaikan dalam waktu dekat.

Bank pelat merah itu mengalami penurunan laba yang makin parah pada kuartal III/2019. Perseroan mengklaim hal tersebut diakibatkan oleh pemupukan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk mempersiapkan diri menghadapi aturan pernyataan standar akuntansi keuangan 71.

Berdasarkan siaran pers BTN pada pertengahan November 2019 disebutkan perseroan mencatatkan perolehan laba senilai Rp 801 miliar pada kuartal ketiga tahun ini. Pencapaian ini turun 42,6 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang tercatat senilai Rp 1,39 triliun.

Advertising
Advertising

Komponen penekan utama adalah CKPN yang naik 21,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 1,79 triliun menjadi Rp 2,18 triliun pada September 2019. Secara rasio, CKPN perseroan naik ke level 52,67 persen pada September 2019 dari 38,58 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Pengamat Badan Usaha Milik Negara Toto Pranoto menyebutkan kondisi bisnis BTN sepanjang akhir 2019 terus menunjukkan perlambatan, baik dari sisi fungsi intermediasi maupun perolehan laba.

Toto menyebutkan BTN juga masih sangat bergantung pada bisnis utama yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan kurang optimal dalam menggarap properti non subsidi. "Jadi, kalau Non Performing Loan (NPL) meningkat dan nilai pencadangan naik, itu konsekuensi logis saja," ucapnya, Sabtu, 23 November 2019.

<!--more-->

Meski begitu, Pahala diyakini mampu mengembang tugas menjadi BTN 1. Pasalnya, Pahala adalah bankir yang sudah punya jam terbang cukup panjang, ditambah pengalaman korporasi non bank yang cukup bervariasi.

Pengalaman ini diyakini mampu membantunya melakukan pemetaan secara cepat, seperti menentukan strategi perbaikan dan aksi korporasi yang perlu diprioritaskan. "Yang penting diperhatikan BTN adalah bagaimana mengembangkan segmen produk komersial lainnya di luar penugasan yang diminta, termasuk meningkatkan Fee Based Income (FBI). Ini berarti perlu transformasi digital yang lebih cepat sehingga layanan kepada nasabah bisa lebih baik," ucap Toto.

Sementara itu, Staf Ahli Pusat Studi BUMN serta pengamat perbankan Paul Sutaryono menilai Pahala harus mampu membenahi BTN terutama dari sisi penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) termasuk manajemen risiko. "Tentu saja, pembenahan itu memerlukan waktu. Tapi ini harus dilakukan," katanya.

Sebelumnya Pahala menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero). Dia menduduki jabatan tersebut sejak diangkat pada September 2018.

Pahala pun pernah bekerja sebagai konsultan manajemen di Andersen Consulting hingga 1997. Pada 1998, dia bekerja paruh waktu di salah satu sekuritas di New York.

Pahala sempat berkarier sebagai konsultan senior di Booz Allen Hamilton, lalu menjadi project leader di The Boston Consulting Group. Di dunia perbankan, dia mulai bekerja untuk Bank Mandiri pada 2003. Pada 2010, dia menduduki posisi Direktur Keuangan di Bank Mandiri. Setelah itu, Pahala menjadi Direktur Utama di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. pada 2017.

Pahala Mansury, yang sekarang berusia 48 tahun, memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Dia melanjutkan pendidikan hingga mendapatkan gelar MBA dari Finance dari Stern School of Business, New York University, AS.

BISNIS

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

19 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

2 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

4 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya