Perusahaan Pakaian Cina Youngor Ingin Buka Pabrik di Indonesia

Reporter

Antara

Kamis, 21 November 2019 07:29 WIB

Peluncuran koleksi Cerruti Timepieces 1881 - dokumentasi

TEMPO.CO, Ningbo - Youngor Group, perusahaan produsen pakaian asal Cina yang telah berdiri selama 40 tahun, berminat untuk memperluas bisnisnya dengan membuka pabrik di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia.

"Kami sedang membuat rencana masa depan untuk memasuki pasar di Asia Tenggara. Kami sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik di Indonesia, Malaysia, dan Thailand," kata Deputi Manajer Youngor Group, Gaogang Hu, di kota Ningbo, provinsi Zhejiang, Cina pada Rabu malam, 20 November 2019.

Hu menyebutkan bahwa walau pun telah lama berdiri dan berbisnis, Youngor tidak mempunyai cabang perusahaan maupun pabrik di luar negeri. Sebelumnya, perusahaan tersebut pernah membuka pabrik di Filipina yang kemudian ditutup karena beberapa alasan.

Namun, perusahaan garmen Cina itu terus bekerja sama dengan beberapa mitra lokal di beberapa negara, seperti Srilanka dan Romania.

"Kami sejauh ini hanya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan pakaian lain di luar negeri. Saat ini produk kami lebih banyak dipasarkan secara domestik (di Cina)," ujar dia.

Youngor sejauh ini banyak menjual produk pakaiannya di bawah merek lain, seperti Hart Schaffner Marx -- suatu merk pakaian pria yang ternama di Amerika, dan perusahaan itu mendapatkan hak untuk memproduksi pakaian menggunakan merek tersebut untuk pasar Cina, Hong Kong, dan Makau.

Untuk itu, Youngor memiliki visi utama dan terus berupaya untuk membangun merk ternama bagi produk-produk pakaiannya.

Perusahaan produsen pakaian tersebut juga telah membangun kemitraan strategis dengan lima perusahaan penyedia bahan pakaian kelas internasional, yakni Zegna, Loro Piana, Cerruti 1881, Alumno dan Albini. Selain itu, Youngor mengajak kelima perusahaan tersebut bekerjasama untuk membangun bisnis fesyen bersama dengan satu merk "Mayor".

Selanjutnya, Youngor juga berupaya untuk memperluas bisnisnya ke pasar lain, terutama ke kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Menurut Hu, pasar Asia Tenggara akan menjadi suatu pasar baru bagi perusahaan tersebut dan merupakan pasar yang sangat berbeda dengan pasar Cina.

"Jika kami ingin membuka pasar di sana (Asia Tenggara), kami harus menemukan mitra lokal yang sangat sesuai dengan bisnis kami," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, perusahaannya juga perlu mempelajari desain pakaian yang cocok untuk konsumen di pasar Asia Tenggara.

"Jadi, kami bisa bekerja sama dengan mitra lokal untuk memasuki pasar Asia Tenggara, tetapi kami juga harus bekerja sama dengan mitra kami di sektor desain produk," kata Hu.

Youngor Group adalah perusahaan produsen pakaian asal Cina yang didirikan pada 1979. Total aset Youngor hingga akhir 2017 mencapai 83,1 miliar yuan (sekitar US$ 11,85 miliar) dan hasil penjualan perusahaan itu mencapai 66,5 miliar yuan (sekitar US$ 9,48 miliar).

ANTARA

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

4 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

5 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

9 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya