BI: 2020, Jumlah Turis Muslim di Dunia Mencapai 158 Juta Orang

Jumat, 15 November 2019 13:49 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi resmi membuka Halal Park, di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Selasa, 16 April 2019. Jokowi mengatakan pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan halal ke Indonesia sebesar 5 juta orang pada 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan dengan negara muslim terbesar di dunia, Indonesia sangat mempunyai potensi untuk mengembangkan wisata halal dengan pesat. Ia memprediksi pada tahun 2020 akan pertumbuhan turis muslim di dunia mencapai 158 juta orang.

"Jumlah wisatawan muslim global terus meningkat per tahun, dan pada tahun 2020, diproyeksikan akan mencapai 158 juta orang. Ini berarti ada segmen pasar yang harus dikerjakan, apalagi, Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia," kata dia pada pembukaan Indonesia Halal Tourism Conference di Jakarta Covention Center (JCC), Jumat, 15 November 2019.

Karena pada tahun lalu sudah ada 140 juta turis Muslim yang telah menyumbang hingga US $ 35 miliar. Sehingga ini dirasa industri pariwisata halal telah ditetapkan sebagai sektor utama yang dapat mendorong dan pengembangan industri halal di Indonesia.

Dia menuturkan, industri halal saat ini tak bisa hanya dibatasi untuk populasi muslim saja. Namun Dody menuturkan, bahwa sektor halal bisa diterima oleh banyak kalangan tidak terbatas oleh budaya, ras, dan agama. "Label halal, sebagai contoh, merupakan simbol kualitas yang baik untuk suatu produk. Jadi bisa untuk muslim maupun non-muslim," ujarnya.

BI, kata Budi, akan terus mengembangkan industri halal dengan membina kerja sama secara nasional maupun internasional untuk membangun sektor halal lebih mengglobal.

Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Riyanto Sofyan mengungkapkan, memang Indonesia mempunyai punya potensi yang sangat besar dalam wisata halal ini, karena orang-orang dalam negeri yang mayoritas muslim serta terkenal dengan keramahannya. Sehingga menurutnya situasi ini harus dimanfaatkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata halal.

"Satu-satunya ndustri yang paling cepat dan efektif untuk bisa meningkatkan ekonomi dan merata, karena sifatnya juga ekspor," ucap dia.

Riyanto menjelaskan, bahwa sektor pariwisata juga satu-satunya yang tidak terdampak dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Jadi diharapkan industri wisata halal harus terus dikembangkan agar Indonesia tidak terus tergantung dengan perdagangan.

"Indonesia masih tergantung dengan trading, kalau wisata tidak tergantung dengan perang dagang, mau gimana aja orang mau tetap traveling," ungkap dia.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

7 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya