Ekonomi Kian Lesu, Pengusaha Belum Berencana PHK Karyawan

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 7 November 2019 16:55 WIB

Ekonomi Tahun Depan Diramalkan Masih Lesu

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan dunia usaha sebenarnya telah mengantisipasi pelemahan ekonomi yang saat ini terjadi, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Namun, Rosan meyakini antisipasi baru dilakukan sebatas pada efisiensi operasional, belum sampai ke efisiensi tenaga kerja alias PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

“Kalau PHK gak sih, kalau kita melihatnya efisiensi dari segi operasional,” kata Rosan saat ditemui dalam acara Dialog Nasional Ekonomi Kreatif di Jakarta, Kamis, 7 November 2019. Sebab, kata Rosan, sejumlah industri masih menunjukkan pertumbuhan yang baik, seperti industri ban dan industri pakaian.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III 2019 hanya mencapai 5,02 persen year-on-year/yoy. Angka ini lebih rendah dari Kuartal III 2019 yang mencapai 5,17 persen. “Ini masih tidak terlalu curam dibandingkan negara maju dan negara berkembang lain di tengah perang dagang,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Selasa, 5 November 2019.

BPS juga mengumumkan angka pengangguran naik 50 ribu orang, Dari semula 7 juta pada Agustus 2018, menjadi 7,05 juta pada Agustus 2019. Tapi di saat yang bersamaan, realisasi investasi yang tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) justru naik menjadi Rp 601,3 triliun (Januari-September 2019), dari periode yang sama tahun lalu, Rp 535,4 triliun.

Menurut Rosan, situasi ini terjadi karena investasi yang tumbuh tersebut tidak masuk ke industri padat karya. Akan tetapi, masuk ke industri ekonomi digital dan start-up. “Kita lihat investasi di Go-Jek dan Tokopedia, itu kan bukan puluhan dan ratusan juta, tapi sampai miliaran,” kata dia.

Advertising
Advertising

Meski investasi deras, penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor ini tidak bisa sebesar yang bisa diserap industri padat karya. Sehingga, Rosan menilai perlu ada insentif baru di industri padat karya ini agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Sebaliknya, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Ignatius Untung mengatakan dampak perlambatan ekonomi belum terlalu dirasakan oleh para pelaku e-commerce. Meski, di saat yang bersamaan, pertumbuhan penjualan ritel yang dicatat Bank Indonesia (BI) menurun. Dari 1 persen yoy pada Agustus 2019 menjadi 0,7 persen pada September 2019.

Di tengah pelemahan ekonomi saat ini, IdEA tetap akan melangsungkan perhelatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) ke-9 pada 11-12 Desember 2019. Untung mengakui, pertumbuhan penjualan pada Harbolnas kali ini akan lebih lemah dari tahun lalu. “Tapi bukan karena pelemahan ekonomi, tapi karena memang industrinya yang sudah mature, jadi tidak bisa tumbuh lebih cepat,” kata dia.

Berita terkait

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

55 menit lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

21 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

11 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

11 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

12 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

13 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

13 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya