Pemangkasan Eselon, Pengamat: Pemerintah Harus Antisipasi Hal Ini

Senin, 4 November 2019 20:36 WIB

Sejumlah pegawai negeri sipil mengikuti upacara ditengah guyuran hujan deras saat peringatan HUT Korpri ke 40 dihalaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (11/29). Dalam peringatan ini, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menyerahkan penghargaan terhadap kinerja anggota Korpri, penyerahan sertifikat ISO, dan pemberian beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar SMA. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemangkasan eselon III dan IV dinilai sejumlah pengamat harus dibarengi dengan langkah-langkah antisipasi perlambatan birokrasi. Tanpa antisipasi, rencana itu malah akan bertentangan dengan tujuan awal pemangkasan eselon untuk menyederhanakan proses birokrasi agar bisa pada akhirnya memperbaiki iklim investasi.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyebutkan perlambatan birokrasi bisa terjadi karena realisasi pemangkasan eselon butuh waktu lama. Terlebih saat ini, pemangkasan eselon masih dalam tataran wacana.

"Sekarang ini baru sebatas pernyataan, usulannya belum terlihat," kata Agus, Senin, 4 November 2019. Padahal, kata dia, daripada melakukan pemangkasan para pejabat eselon III dan IV, sebaiknya presiden membenahi birokrasinya terlebih dahulu.

Hal itu dapat dilakukan dengan pengoptimalan fungsi birokrasi yang ada serta memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. "Sekarang sudah ada sistem online, pejabat dalam birokrasi tidak harus bertatap muka. Manfaatkan dulu," ujar dia.

Ia melihat benang merah yang menjadi sorotan presiden ialah persoalan birokrasi. Oleh karena itu, pemangkasan eselon disarankan tidak perlu dilakukan. "Jadi intinya birokrasinya saja diberesin. Kalau beresin eselon bisa, hanya saja lama dan buang waktu," katanya.

Sebelumnya, rencana perampingan birokrasi melalui penyederhanaan jabatan eselon di kementerian telah disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai dirinya dikukuhkan sebagai presiden periode 2019-2024. Jokowi menuturkan penyederhanaan birokrasi harus terus dilakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan.

Advertising
Advertising

Hal senada disampaikan pengamat politik Karyono Wibowo. Ia mewanti-wanti agar pemerintah memperhatikan jenjang karier para pejabat eselon III dan IV yang dihilangkan.

Pemerintah, kata Karyono, harus menjelaskan kepada publik secara rinci dan jelas perihal kebijakan pemangkasan eselon itu. "Jangan sampai menimbulkan kerancuan, ukuran atau kriteria untuk menjadi pejabat eselon II dan I itu seperti apa nantinya. Itu juga harus dijelaskan lebih detail, tahapannya bagaimana," ucapnya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menyatakan, sebagai langkah awal, pihaknya akan melakukan penghapusan pejabat eselon III dan IV di kementerian yang dipimpin. Realisasinya ditargetkan pada November 2019. Adapun aturan ini akan diterapkan menyeluruh di seluruh Indonesia dalam satu tahun ke depan.

Di sisi lain, pemerintah harus pula menerangkan posisi apa yang diterima para eselon III dan IV. Apalagi pegawai di eselon III dan IV diperkirakan mencapai 400.000 ribu lebih. "Kalau pejabat eselon III dan IV ditiadakan lalu posisinya seperti apa. Nah ini yang perlu dijelaskan supaya tidak menimbulkan kekhawatiran dan kekhawatiran," ujar Tjahjo Kumolo.

ANTARA | BISNIS

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

12 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

12 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

12 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

13 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

13 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

13 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

13 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

14 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

17 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

17 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya