IHSG Diprediksi Menghijau Selama Pekan Pertama November 2019

Senin, 4 November 2019 06:15 WIB

Layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis 16 Agustus 2018. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Pada akhir perdagangan pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,35 persen atau turun 21,12 poin ke level 6.207. Penurunan ini menyusul pergerakan pasar saham selama sepekan terakhir yang terkoreksi 0,72 persen. Direktur Riset Center of Reform on Economy (Core) Indonesia Piter Abdullah menuturkan fenomena tersebut terjadi karena perdagangan selama sepekan ke lalu masih didominasi pengaruh investor asing.

Menurut Piter, ketika investor asing memutuskan membeli, biasanya diikuti oleh investor domestik (herding behavior) dan menyebabkan IHSG menguat atau sebaliknya. Piter meyakini pelemahan IHSG pekan lalu lebih disebabkan faktor teknikal, yaitu investor asing melakukan ambil untung atau profit taking agar bisa masuk kembali ketika IHSG sudah terdorong ke bawah.

Advertising
Advertising

“Saya perkirakan dalam satu minggu ke depan IHSG ada peluang untuk kembali menguat,” ujar Piter kepada Tempo, Ahad 3 November 2019.

Piter menilai sebetulnya banyak faktor yang seharusnya mampu mendorong investor asing untuk masuk pada perdagangan pekan lalu, baik sentimen eksternal atau pun internal. Salah satu sentimen eksternal di antaranya keputusan the Federal Reserve (The Fed) yang kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke rentang 1,5 persen hingga 1,75 persen. Keputusan itu direspons investor dengan masuk ke negara-negara berkembang dan seharusnya mampu mendorong kenaikan indeks di pasar modal.

Dari sisi domestik, Piter rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik sebesar 0,02 persen dan realisasi investasi triwulan III oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang naik tipis Rp205,7 triliun juga cukup menggembirakan. Namun, kata Piter, di tengah berbagai data positif tersebut investor asing tetap melakukan net jual dan menekan IHSG ke bawah pada pekan lalu.

“Keputusan investor asing akan kembali menentukan pergerakan IHSG. Apabila memutuskan kembali masuk dan mengkoleksi saham yang masih cukup murah, IHSG akan bergerak menguat,” tutur Piter.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan aksi profit taking oleh investor pada pekan lalu dilakukan setelah IHSG menguat selama 10 hari. Meski begitu, pergerakan IHSG pekan depan masih dalam batas wajar pada level dengan range 6.200-6.300. “Sentimen pekan depan akan datang dari rebound di indeks Dow Jones kemarin, dan technical rebound IHSG sendiri dari support 6.200,” tutur William.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menuturkan pasar keuangan juga masih akan mencermati perkembangan perang dagang Amerika Serikat dengan Cina. Menurut Hans, penasihat ekonomi pemerintah AS, Larry Kudlow, mengatakan telah terjadi kemajuan negosiasi damai perang dagang AS-China. AS ingin menandatangani kesepakatan di awal bulan November meskipun perjanjian fase I belum selesai dan beberapa masalah akan didorng ke fase kedua.

Sebelumnya pejabat China pesimistis akan adanya kesepakatan dagang dalam jangka panjang. Ada laporan yang menulis China juga enggan untuk berkomitmen memenuhi tuntutan AS untuk membeli produk pertanian AS senilai US$ 50 miliar. “Hal ini menjadi perhatian pasar karena akan menjadi sentimen ketidakpastian di pasar,” tutur Hans.

Selain penurunan suku bunga, pernyataan The Fed menyatakan pasar tenaga kerja tetap kuat, kegiatan ekonomi meningkat pada tingkat yang moderat, sementara investasi bisnis dan ekspor tetap lemah dan inflasi tetap di bawah target 2 persen. Pernyatan ini dinilai sebagai indikasi Fed tidak akan agresif menurunkan suku bunga pada kuartal kedepan.

“Pernyataan pejabat the Fed terkait peluang penurunan bunga kedepannya akan mempengaruhi pergerakan pasar. Ini menjadi sentimen negatif karena thr Fed nampaknya tidak akan agresif menurunkan bunga kedepannya,” tutur Hans.

Dari dalam negeri, Hans menuturkan Bank Indonesia memprediksi tren bunga rendah masih akan berlangsung cukup lama. Hal ini didukung dengan data inflasi yang relatif rendah. Menurut Hans, suku bunga rendah dalam negeri menjadi sentiemen positif bagi pasar. Pekan ini, Hans memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.178-6.099. “Selain itu, IHSG juga akan menguat pada resistance di level 6.304-6348,” tutur Hans.

Berita terkait

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

21 menit lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

17 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama Rabu, 8 Mei 2024, menutup sesi pertama di level 7,097,7.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

18 jam lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

2 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

5 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

6 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

9 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya